Tautan-tautan Akses

Trump Batalkan Pedoman Penggunaan Toilet untuk Murid Transgender


Sebuah stiker penunjuk toilet untuk semua gender di SMA Nathan Hale, Seattle, Washington, 17 Mei 2016 (Foto: dok).
Sebuah stiker penunjuk toilet untuk semua gender di SMA Nathan Hale, Seattle, Washington, 17 Mei 2016 (Foto: dok).

Pemerintah federal Amerika telah membatalkan pedoman yang mengizinkan murid-murid transgender menggunakan kamar mandi dan ruang ganti pakaian di sekolah-sekolah negeri sesuai identitas seksual mereka.

Departemen Kehakiman dan Departemen Pendidikan hari Rabu (22/2) mengirimkan surat bersama ke semua distrik sekolah Amerika dan menyatakan pedoman yang dikeluarkan tahun lalu oleh pemerintahan Presiden Barack Obama itu telah menimbulkan banyak tuntutan hukum terkait masalah tersebut.

Pedoman itu didasarkan pada undang-undang [yang dikenal sebagai Title IX], yang menyatakan pelarangan terhadap diskriminasi seksual dalam pendidikan juga mencakup tentang identitas gender.

Dalam surat hari Rabu (22/2) itu disebutkan bahwa negara bagian dan departemen pendidikan setempat, bukan pemerintah federal, yang akan menentukan keputusan terkait peraturan penggunaan kamar mandi.

Pembela hak-hak transgender melakukan protes di depan Gedung Putih beberapa jam setelah keputusan ini diumumkan.

Mara Keisling, Direktur Eksekutif dari Pusat Nasional bagi Kesetaraan Transgender mengatakan, "Anak-anak di seluruh negara ini takut oleh perilaku pemimpin ini. Mereka benar-benar khawatir saat ke sekolah besok, mereka akan dibully. Ini adalah anak-anak yang harus pergi ke sekolah yang senantiasa cemas akan dibully anak-anak lain; malahan kadang-kadang oleh guru mereka. Dan kini mereka dibully oleh Jaksa Agung Amerika Serikat, Presiden Amerika Serikat. Ini tidak benar.”

Jaksa Agung Jeff Session mengatakan Kongres, parlemen negara bagian dan pemerintah setempat yang akan menerapkan kebijakan atau undang-undang yang sesuai untuk menangani masalah ini.

Ia dan Menteri Pendidikan Betsy DeVos mengatakan perlindungan dari “diskriminasi, bullying dan pelecehan” tetap penting. Surat hari Rabu (22/2) menyatakan bahwa sekolah harus memastikan bahwa murid-murid LGBT “dapat belajar dan berkembang di lingkungan yang aman.” [uh/ab]

XS
SM
MD
LG