Tautan-tautan Akses

Sri Lanka Berjuang Kirimkan Bantuan kepada 1 Juta Korban Banjir


Warga etnis Tamil di distrik Batticaloa berusaha mengungsi dan membawa barang seadanya, Kamis 13 Januari 2011.
Warga etnis Tamil di distrik Batticaloa berusaha mengungsi dan membawa barang seadanya, Kamis 13 Januari 2011.

Sekurangnya 27 orang telah tewas, 40 ribu orang terpaksa mengungsi akibat banjir yang dipicu hujan lebat di Sri Lanka.

Sri Lanka berjuang untuk mengirimkan bantuan kepada sekitar satu juta warga yang terkena dampak banjir terburuk di negara itu dalam beberapa dekade ini. Sekurangnya 27 orang tewas akibat banjir yang dipicu hujan lebat yang tidak seperti biasanya. Truk-truk bermuatan barang bantuan mencapai distrik Ampara dan Batticaloa hari Jumat. Kedua kawasan itu paling parah dilanda banjir dan tanah longsor.

Di antara satu juta orang yang terkena dampak banjir itu, 40 ribu orang terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka dan mencari perlindungan di kamp-kamp bantuan. Ribuan tentara dikerahkan untuk menyelamatkan warga yang terdampar dan mendistribusikan bantuan.

Ashoka Peiris, wakil direktur Pusat Penanganan Bencana di Colombo mengatakan pemerintah melakukan segala upaya untuk mengirim makanan dan perlengkapan medis kepada keluarga-keluarga yang terimbas.

Peiris mengatakan, "Pemerintah telah meminta bantuan dari berbagai badan. Kami juga mengumpulkan barang-barang bantuan dan membagikannya pada distrik-distrik itu. Untuk saat ini kami memberikan makanan yang sudah jadi."

Banjir itu dipicu oleh musim hujan lebat yang tidak seperti biasanya di Sri Lanka utara, tengah dan timur. Meskipun hujan mereda hari Kamis, permukaan tanah terendam air hampir satu meter.

Sedikitnya 40 ribu warga Sri Lanka harus mengungsi karena rumahnya terendam banjir yang dipicu oleh hujan lebat.
Sedikitnya 40 ribu warga Sri Lanka harus mengungsi karena rumahnya terendam banjir yang dipicu oleh hujan lebat.

Situasi itu lebih mencekam di desa-desa terpencil, di mana jalur komunikasi seperti rel kereta api dan jalan-jalan yang tergenang mempersulit warga untuk mencari bantuan. Jumlah kamp-kamp bertambah setiap hari, karena semakin banyak orang mencari bantuan.

Pemerintah mengatakan banjir itu merupakan bencana alam terburuk sejak tsunami melanda tahun 2004. Kawasan yang dilanda banjir itu juga dilanda tsunami serta mengalami perang saudara, yang berakhir pada tahun 2009.

Mervyn Fletcher, juru bicara Badan Kanak-Kanak PBB/UNICEF di Colombo mengatakan masyarakat yang terimbas juga adalah masyarakat yang paling rentan di negara itu.

Fletcher mengatakan, "Masyarakat disana benar-benar menghadapi pukulan tiga kali, tiga bencana. Jelas masyarakat ini membutuhkan bantuan sebanyak mungkin, yang bisa kita berikan."

UNICEF mengatakan yang menjadi prioritas, adalah mencegah penyebaran penyakit dengan memastikan adanya akses air bersih dan sarana kesehatan bagi warga yang terimbas banjir. UNICEF mengatakan anak-anak membutuhkan perhatian khusus.

Selagi fokus badan-badan internasional dan pemerintah tetap pada pengiriman bantuan, keprihatinan terhadap kerusakan infrastruktur dan tanaman pertanian meningkat. Kementrian Pertanian memperkirakan sekurangnya 1/5 tanaman padi di negara itu mungkin telah hancur.

XS
SM
MD
LG