Tautan-tautan Akses

Setelah Dapat Pengakuan Internasional, Kucing Busok Kian Diminati


Busok-- Kucing ini sebetulnya berasal dari pulau kecil bernama Raas yang termasuk wilayah kepulauan Madura (Dokumentasi ICA)
Busok-- Kucing ini sebetulnya berasal dari pulau kecil bernama Raas yang termasuk wilayah kepulauan Madura (Dokumentasi ICA)

Kucing Busok belakangan ini ramai dibicarakan. Banyak orang mengincar dan memburunya, dan bahkan memperdagangkannya dengan harga yang lebih tinggi daripada biasanya. Salah satu penyebabnya adalah munculnya pengakuan internasional bahwa kucing itu asli Indonesia, atau tepatnya Madura, dan ada usaha dari banyak pihak untuk mempertahankan kemurniannya.

Pengakuan internasional kucing Busok diperoleh dari World Cat Federation (WFC) pada 10 November lalu. Pencapaian ini sebuah prestasi yang membanggakan, mengingat perjuangannya yang cukup panjang.

Menurut Slamet Raharjo, mantan pengurus Indonesian Cat Association (ICA), yang ikut memperjuangkan Busok ke WFC, upaya agar Busok diakui sebagai ras kucing Indonesia sebetulnya sudah dilakukan sejak tahun 2008 namun menghadapi kendala.

Slamet Raharjo, Dosen FKH UGM dan mantan pengurus ICA ((Dokumentasi Pribadi)
Slamet Raharjo, Dosen FKH UGM dan mantan pengurus ICA ((Dokumentasi Pribadi)

“ICA terkendala dengan data genetik. Secara fisik (Busok) sudah OK, namun pada saat itu data genetiknya belum ada yang mencatat. ICA akhirnya melalui pengurusnya meminta beberapa ekor untuk dijadikan indukan kucing itu. Dari indukan-indukan yang dikawinkan itu, kita merekam data secara benar sehingga bisa diketahui karakter fisik dan genetiknya. Akhirnya, syarat pengajuan terpenuhi dan disetujui,” jelasnya.

Slamet, yang tercatat sebagai dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM), mengatakan, Busok menjadi kucing khas Madura karena keterisolasiannya selama berabad-abad. Kucing ini sebetulnya berasal dari pulau kecil bernama Raas yang termasuk wilayah kepulauan Madura. Tak heran bila orang menyebutnya juga sebagai kucing Raas.

Pulau ini hanya bisa diakses dengan kapal, mengingat jaraknya yang cukup jauh dari pulau induknya, Madura. Penduduk setempat “mengharamkan” membawa Busok menjauh dari pulau itu karena mereka percaya setiap kapal yang mencoba menyelundupkannya secara diam-diam akan tenggelam. Walhasil, ras kucing ini terjaga kemurniannya.

“Dengan kondisi pulau yang kecil, tidak boleh ada (kucing) yang keluar, dan tidak boleh ada kucingyang dimasukkan, membuat seleksi genetik terjadi secara natural. Otomatis inbreeding atau perkawinan sedarah sering terjadi sehingga menghasilkan karakteristik yang seragam,” jelas Slamet.

Secara sederhana, keterkucilan dan perkawinan sedarah membuat Busok homogen atau mirip secara fisik (fenotipe) dan juga genetik (genotipe),

Nana Arnidiana, asisten direktur medis Rumah Sakit Hewan Pendidikan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (ESHPSKHN), IPB, menyambut baik pengakuan Busok sebagai kucing khas Madura. Ia sangat bangga dan menghargai upaya ICA dan warga Pulau Raas untuk bisa mewujudkannya

Nana Arnidiana, Asisten Direktur Medis Rumah Sakit Hewan Pendidikan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB. (Dokumentasi Pribadi)
Nana Arnidiana, Asisten Direktur Medis Rumah Sakit Hewan Pendidikan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB. (Dokumentasi Pribadi)

“Mereka benar-benar menjaga kemurnian ras kucing ini. Meskipun pembuktian ilmiahnya saat itu belum begitu banyak tapi sudah banyak tulisan yang mengklaim bahwa kucing itu asli di sana, dan kemudian mereka sangat ketat mengawasi transportasi atau lalu lintas kucing ini. Mereka tidak mengizinkan kucing itu keluar dari pulau itu kalau tidak disteril dulu,” kata Nana.

Bulu dan ekor Busok sangat khas bila dibandingkan dengan ras-ras kucing lain di Indonesia. Bulunya memiliki rona abu-abu kebiruan, yang mirip dengan warna kucing biru Rusia (russian blue) atau kucing shorthair Inggris. atau warna krem kecokelatan. Warna-warna bulu itu kontras dengan warna matanya yang hijau atau biru mencolok.

Tekstur bulu kucing Busok juga lebih tebal dari kucing-kucing domestik lainnya di Indonesia. Kucing asli Madura ini juga dikenal memiliki ekor pendek yang menyerupai pom-pom dan bisa berdiri tegak.

Setelah Dapat Pengakuan Internasional, Kucing Busok Kian Diminati
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:05:42 0:00

Ekspresi wajah Busok menyerupai macan tutul dan kucing liar. Bagian atas wajahnya agak persegi panjang, dengan dagu agak lancip. Telinganya runcing dan menjulur ke atas. Tak jarang orang menyebutnya sebagai leopard dari Madura.

Karena sudah diakui secara internasional, satu ekor Busok dihargai cukup mahal, yakni sekitar Rp2-3 juta. Busok yang terawat baik bahkan ada yang ditawarkan hingga puluhan juta rupiah di media sosial.

Mengutip berbagai sumber, jika pemiliknya tidak sabar dan konsisten, kucing ini bisa sangat energik, bahkan cenderung agresif.

Busok, ekspresi wajahnya menyerupai macan tutul dan kucing liar (Dokumentasi: Hani Kolopaking & Sonny Cat’s Mdr)
Busok, ekspresi wajahnya menyerupai macan tutul dan kucing liar (Dokumentasi: Hani Kolopaking & Sonny Cat’s Mdr)

Busok bisa juga jadi pemurung dan membutuhkan banyak modifikasi perilaku. Namun, setelah dilatih, bisa menjadi kucing yang setia, menyenangkan, dan menghibur.

Yang membuat Busok sangat diminati juga adalah karena mitos terkait kucing ini. Kucing ini konon memiliki indera keenam, dan hanya hanya bisa dipelihara oleh orang-orang tertentu. Kucing itu juga dikenal sebagai pembawa keburuntungan sehingga, misalnya dicari, oleh mereka yang ingin segera mendapat jodoh atau naik pangkat.

Banyak laporan menyebutkan, Busok biasanya dihadiahkan kepada tamu-tamu kehormatan pada tahun 1990-an. Praktik ini masih diberlakukan hingga saat ini tapi jauh lebih jarang. Dan seandainyapun dihadiahkan, kucing itu sudah dikebiri terlebih dahulu untuk mempertahankan keasliannya.

Menurut Nana, jumlah Busok sangat terbatas di Pulau Raas. Jumlah kucing yang tercatat resmi di sana saat ini hanya sekitar 100 ekor.

Namun, masih menurut Nana, sebetulnya ada sejumlah cattery (pengembang kucing) di Indonesia yang selama ini telah mengembangbiakan jenis kucing tersebut dan memperdagangkannya. Banyak cattery itu, menurut Nana, masih memperdebatkan apakah Busok memang benar kucing asli Madura, atau kucing bawaan para pelayar dari negara-negara tetangga seperti Myanmar atau Thailand.

Setelah Busok mendapat pengakuan internasional. Indonesia berharap bisa mendaftarkan anjing Kintamani sebagi hewan khas Bali untuk mendapat pengakuan serupa. Hewan-hewan itu diharapkan bisa sepopuler Komodo yang dianggap binatang asli Pulau Komodo. [ab/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG