Tautan-tautan Akses

Rumah Bersejarah Aung San Suu Kyi di Yangon Gagal Terjual dalam Lelang yang Diperintahkan Pengadilan


FILE - Seorang pria mendayung melewati rumah pemimpin pro-demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi di tepi danau di Yangon, Myanmar, 11 Agustus 2009. (AP/Khin Maung Win)
FILE - Seorang pria mendayung melewati rumah pemimpin pro-demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi di tepi danau di Yangon, Myanmar, 11 Agustus 2009. (AP/Khin Maung Win)

Lelang yang diperintahkan pengadilan untuk menjual rumah bersejarah milik mantan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi yang dipenjara gagal menarik penawar, Rabu (20/3), menurut pejabat hukum dan seorang jurnalis yang menghadiri acara tersebut.

Rumah dan properti seluas 0,78 hektare di kawasan utama Yangon, kota terbesar di negara itu, diperkirakan memiliki harga 315 miliar kyat Myanmar (sekitar 1,4 triliun rupiah), yang tampaknya menjadi salah satu alasan sulitnya menemukan pembeli.

Lelang tersebut merupakan hasil dari perselisihan hukum yang sengit selama puluhan tahun antara Suu Kyi dan kakak laki-lakinya, Aung San Oo.

Pertemuan tersebut diadakan di balik gerbang tertutup properti tepi danau di 54 University Avenue, sebuah alamat yang terkenal karena hubungannya dengan Suu Kyi dan partai Liga Nasional untuk Demokrasi yang dipimpinnya.

Petugas lelang membacakan pernyataan di luar rumah keluarga pemimpin sipil Myanmar yang ditahan Aung San Suu Kyi di Yangon, 20 Maret 2024. (AFP)
Petugas lelang membacakan pernyataan di luar rumah keluarga pemimpin sipil Myanmar yang ditahan Aung San Suu Kyi di Yangon, 20 Maret 2024. (AFP)

Sementara sejumlah kecil wartawan menyaksikan, seorang pejabat mengumumkan bahwa acara tersebut telah selesai, disertai dengan suara gong kecil.

Seorang pengacara yang mengetahui kasus tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan bahwa pengadilan akan terus melanjutkan penanganan kasus tersebut, namun rinciannya belum diketahui.

Suu Kyi menghabiskan hampir 15 tahun dalam tahanan rumah di sana, dalam jangka waktu 21 tahun, dimulai pada tahun 1989, ketika pemerintah militer pada saat itu mencoba mematikan pengaruhnya terhadap gerakan prodemokrasi yang telah ditindas secara brutal pada tahun sebelumnya. Penolakannya untuk menuruti keinginan mereka membuat rumah tersebut dikaitkan dengan semangat pembangkangan dan perjuangan untuk demokrasi.

FILE - Pemimpin oposisi pro-demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi (kanan), dan Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton berjalan melewati taman setelah pertemuan di kediaman Suu Kyi di Yangon, Myanmar, 2 Desember 2011. (Saul Loeb/Pool via AP)
FILE - Pemimpin oposisi pro-demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi (kanan), dan Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton berjalan melewati taman setelah pertemuan di kediaman Suu Kyi di Yangon, Myanmar, 2 Desember 2011. (Saul Loeb/Pool via AP)

Setelah dibebaskan pada tahun 2010, rumah itu menjadi tempat bagi para pejabat tinggi yang berkunjung termasuk pejabat AS saat itu, Presiden Barack Obama, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.

Peraih Hadiah Nobel berusia 78 tahun itu saat ini menjalani hukuman 27 tahun penjara setelah dinyatakan bersalah atas serangkaian tuntutan bernuansa politik yang diajukan oleh militer, yang merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilihnya pada Februari 2021.

Suu Kyi diyakini ditahan di ibu kota, Naypyitaw.

Keputusan pengadilan untuk menjual properti tersebut ditentang oleh organisasi utama yang mengoordinasikan oposisi terhadap para pemimpin militer Myanmar saat ini. [lt/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG