Tautan-tautan Akses

Roket Soyuz Rusia Angkut 3 Astronaut ke Stasiun Luar Angkasa


Roket Soyuz 2.1a dengan pesawat ruang angkasa Soyuz MS-25 yang membawa astronot NASA Tracy Dyson, Oleg Novitsky dari Roscosmos dan Marina Vasilevskaya dari Belarus ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, ISS, lepas landas di Kazakhstan, 23 Maret 2024. (Foto: via AP)
Roket Soyuz 2.1a dengan pesawat ruang angkasa Soyuz MS-25 yang membawa astronot NASA Tracy Dyson, Oleg Novitsky dari Roscosmos dan Marina Vasilevskaya dari Belarus ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, ISS, lepas landas di Kazakhstan, 23 Maret 2024. (Foto: via AP)

Roket Soyuz Rusia yang membawa tiga astronaut bertolak ke ke Stasiun Luar Angkasa Internasional pada Sabtu (23/3), dua hari setelah peluncurannya dibatalkan pada menit terakhir.

Pesawat luar angkasa tersebut membawa astronut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, NASA, yaitu Tracy Dyson, Oleg Novitsky dari Rusia, dan Marina Vasilevskaya dari Belarus. Roket itu berhasil meluncur dengan lancar dari fasilitas Baikonur yang disewa Rusia di Kazakhstan.

Roket tersebut seharusnya meluncur pada Kamis, tetapi dihentikan sekitar 20 detik sebelum jadwal lepas landas oleh sistem keselamatan otomatis. Kepala badan antariksa Rusia, Yuri Borisov, mengatakan pembatalan peluncuran tersebut dipicu oleh penurunan tegangan sumber listrik.

Kapsul luar angkasa yang terpisah dari roket masuk ke orbit delapan menit setelah peluncuran dan memulai perjalanan menuju stasiun luar angkasa dengan menempuh waktu selama dua hari dan melintasi 34 orbit. Jika peluncuran berlangsung sesuai jadwal pada Kamis, perjalanan akan jauh lebih singkat, hanya membutuhkan dua orbit. Diproyeksikan kapsul tersebut akan masuk ke orbit pada Senin pukul 15.10 GMT.

Novitsky, Vasilevskaya, dan O’Hara akan kembali ke Bumi pada 6 April.

Stasiun luar angkasa, yang menjadi simbol kerja sama internasional pasca-Perang Dingin, kini menjadi salah satu wilayah kolaborasi terakhir antara Rusia dan Barat di tengah ketegangan akibat invasi militer Rusia ke di Ukraina. NASA dan mitranya berharap dapat terus mengoperasikan pos terdepan yang mengorbit tersebut hingga 2030.

Rusia terus mengandalkan versi modifikasi dari roket rancangan Soviet untuk satelit komersial, serta awak dan kargo ke stasiun luar angkasa. [ah/ft]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG