Kandidat dari Partai Sosialis Bulgaria telah memenangkan pemilu presiden. Kemenangannya ini memicu pengunduran diri perdana menteri negara itu.
Menurut hasil perhitungan pemilu yang hampir tuntas, Senin, mantan komandan angkatan udara Jenderal Rumen Radev, seorang politisi baru yang akrab dengan Rusia, meraih hampir 60 persen suara. Tsetska Tsacheva, kandidat dari partai tengah kanan GERB yang berkuasa, gagal dalam usahanya menjadi presiden.
PM Boyko Borisov menyampaikan ucapan selamat kepada Radev dan mengumumkan pengunduran dirinya setelah apa yang menurut para pengamat politik disebut kekalahan telak itu. Akibat kekalahan tersebut, koalisi yang berkuasa tidak memiliki suara mayoritas dan, dalam situasi baru tersebut, tidak dapat melakukan reformasi.
Radev akan mulai menjabat 22 Januari untuk masa jabatan lima tahun. Tugas pertamanya kemungkinan adalah menyelenggarakan pemilu parlemen dini tahun depan karena pengunduran diri Borisov.
Para analis berspekulasi, kemenangan Radev yang mengejutkan akan memperkuat pengaruh Rusia di Bulgaria, yang eks-komunis dan salah satu negara anggota Uni Eropa paling miskin. Spekulasi itu diperkokoh oleh usaha Radev untuk mencabut sanksi-sanksi Barat terhadap Rusia terkait peran Moskow dalam krisis Ukraina pada 2014.
Apalagi banyak warga dari negara berpenduduk 7,2 juta jiwa ini mempertahankan hubungan budaya dengan Moskow, yang juga menyuplai banyak kebutuhan energi Bulgaria. [ab/as]
