Tautan-tautan Akses

Polisi Tangkap 2 Tersangka Rencana Penyerangan Kedubes Burma


Polisi berjaga-jaga di luar Kedutaan Besar Burma, Jakarta Pusat, untuk mengantisipasi demonstrasi dari kelompok Muslim (3/5). (AP/Dita Alangkara)
Polisi berjaga-jaga di luar Kedutaan Besar Burma, Jakarta Pusat, untuk mengantisipasi demonstrasi dari kelompok Muslim (3/5). (AP/Dita Alangkara)

Polisi menangkap dua tersangka yang diduga berencana menyerang Kedutaan Besar Burma di Jakarta sebagai protes atas kondisi kelompok Muslim Rohingya.

Pasukan elit anti-teror menyita lima bom rakitan dan menahan dua tersangka militan yang diduga berencana menyerang Kedutaan Besar Burma untuk memprotes perlakuan negara tersebut terhadap kelompok Muslim, ujar polisi pada Jumat (3/5).

Dua orang pria ditangkap di Jakarta Pusat di atas sepeda motor sebelum Kamis tengah malam setelah pihak berwenang mendapat informasi mengenai keberadaan mereka, ujar juru bicara Kepolisian Republik Indonesia Brigjen Boy Rafli Amar.

Interogasi terhadap mereka mengarah pada rumah kontrakan tempat ditemukannya bahan-bahan peledak. Seorang perempuan dan bayinya juga dibawa oleh polisi dari rumah tersebut.

Boy mengatakan kedua pria tersebut, Zainal Abidin, 38, dan Julisman, 28, merupakan bagian dari sel yang diduga terlibat dalam penyerangan-penyerangan baru-baru ini terhadap polisi.

“Mereka memiliki jaringan dengan terorisme dari bukti yang kami sita,” ujar Boy, yang menolak mengatakan kapan kedutaan Burma diserang. “Kami masih menyelidiki dan mencari anggotak kelompok yang lain.”

Puluhan polisi telah berjaga di Kedutaan Burma di Jakarta dan rumah Duta Besarnya. Bertruk-truk petugas juga ditempatkan di gedung-gedung dan hotel-hotel terdekat.
Boy mengatakan para tersangka memberitahu pihak berwenang mereka ingin membalas dendam terhadap Burma karena serangan-serangan terhadap kelompok Muslim Rohingya di sana.

Kekerasan sektarian di negara dengan mayoritas penduduk Buddhis tersebut telah menewaskan puluhan orang, dan ribuan Muslim terpaksa mengungsi. Kelompok etnis Rohingya menghadapi diskriminasi parah dan dianggap imigran ilegal meski telah tinggal di Burma selama bergenerasi-generasi. (AP)

Recommended

XS
SM
MD
LG