Tautan-tautan Akses

Persaingan Ketat, Pemilu India Berlangsung Sengit


Rahul Gandhi, Presiden partai Kongres, partai oposisi utama, usai memberikan suara di New Delhi, Minggu (12/5).
Rahul Gandhi, Presiden partai Kongres, partai oposisi utama, usai memberikan suara di New Delhi, Minggu (12/5).

Kendati suhu panas yang menyengat di India, jutaan pemilih antri di tujuh negara bagian hari Minggu untuk memberikan suara dalam pemilihan umum yang tampaknya semakin sengit diperjuangkan.

Tidak terpengaruh oleh tingginya suhu musim panas di India, jutaan pemilih antri di tujuh negara bagian pada hari Minggu (12/5), untuk memberi suara dalam pemilihan yang semakin sengit karena persaingan yang semakin ketat.

Putaran kedua hingga terakhir pemungutan suara untuk menyelesaikan 483 dari 543 kursi yang dipilih di parlemen. Di antara mereka yang memberikan suara hari Minggu adalah kepala Partai Kongres oposisi, Rahul Gandhi. Ia yang memimpin kampanye agresif melawan Perdana Menteri Narendra Modi, berharap meningkatkan jumlah pemilih partainya dari yang terendah sepanjang masa tahun 2014 dan kini muncul sebagai penantang yang kredibel bagi pemimpin India.

Modi berkampanye dengan prinsip nasionalisme mengatakan, hanya pemerintah yang kuat yang dipimpin oleh Partai nasionalis Hindunya, Bharatiya Janata (BJP) yang dapat membela negara itu. Tetapi lawan-lawannya menuduhnya mengesampingkan masalah-masalah utama yang dihadapi negara itu.

Mengutip kesukaran di pedesaan dan pengangguran sebagai masalah utama setelah keluar dari tempat pemungutan suara, Rahul Gandhi mengatakan bahwa "Ini pertarungan yang bagus. Narendra Modi menggunakan kebencian, kami menggunakan cinta-kasih. Dan saya pikir cinta akan menang!"

Pernyataan Gandhi itu muncul setelah serangan pribadi yang tajam yang telah bergema di seluruh kampanye selama putaran terakhir .

Pada minggu terakhir, Modi menyebut ayah Rahul, mantan Perdana Mentri Rajiv Gandhi “koruptor nomer satu” dalam pembelian senjata artileri dari Swedia, di mana ia diduga menerima uang suap. Tuduhan itu tidak pernah terbukti, tetapi mempengaruhi wacana politik di India dalam tahun 1990 ketika mereka menyoroti korupsi tingkat tinggi dalam kesepakatan pertahanan.

BJP mengatakan, pernyataan Modi itu dibuat sebagai pembalasan kepada Rahul Gandhi, yang mengatakan "pengawas adalah pencuri" selama pidato kampanyenya. Gandhi menuduh bahwa Modi, yang menyebut dirinya "pengawas" negara itu membantu seorang industrialis mendapat keuntungan dalam pembelian 36 jet tempur Perancis.

Pengamat politik dan penulis tajuk suratkabar mengatakan, wacana politik telah mencapai titik terendah baru.

Seorang komentator politik independen, Ajoy Bose, mengatakan, "Kedua belah pihak telah mencapai polarisasi akut, ini telah menjadi semacam konfrontasi perebutan tahta, di mana itu benar-benar menjadi masalah hidup dan mati dan sangat mengkhawatirkan."

Perhatian pemilu hari Minggu dipusatkan pada tujuh kursi bergengsi di New Delhi, di mana Partai Bharatiya Janata yang berkuasa, saingan Partai Kongres dan sebuah partai kecil terjepit dalam pertarungan sengit. BJP memenangkan semua kursi pada tahun 2014 ketika terjadi gelombang populis tetapi setahun kemudian, Partai Aam Aadmi memenangkan kendali pemerintah lokal Delhi. (ps)

Recommended

XS
SM
MD
LG