Mantan perdana menteri Thailand Thaksin Shinawatra mengalami stres dan kelelahan, tetapi dia tetap bersemangat, kata putrinya pada Selasa (29/8), ketika kritik semakin meningkat atas pemindahannya ke rumah sakit hanya beberapa jam setelah ia mulai menjalani hukuman penjara delapan tahun.
Thaksin, yang digulingkan dalam kudeta militer pada 2006, kembali ke Thailand pekan lalu setelah 15 tahun mengasingkan diri dan segera dikirim ke penjara terkait beberapa hukuman pidana yang ia kecam bermotif politik.
Sejumlah pejabat lembaga pemasyarakatan mengatakan Thaksin, 74 tahun, dianggap rentan karena usianya, kondisi jantung dan paru-parunya yang kronis, tekanan darah tinggi dan masalah punggung. Thaksin, mantan letnan kolonel polisi, dirawat di ruang pribadi Rumah Sakit Umum Kepolisian, dan direkturnya mengatakan ia berada dalam kondisi serius karena masalah jantung dan paru-paru.
Ada kritik yang berkembang bahwa Thaksin mendapat perlakuan khusus dibandingkan dengan narapidana lain, termasuk tidak harus potong rambut ala penjara. Pemindahan cepatnya ke rumah sakit telah mendorong permintaan bukti bahwa ia benar-benar sakit. Sekelompok aktivis konservatif pergi ke rumah sakit pekan lalu menuntut agar rumah sakit tersebut memberikan informasi tentang kondisi dan perawatannya.
“Ayah saya senang melihat saya, sangat bahagia. Ia stres dan lelah tapi dia dalam semangat yang baik,” kata Paetongtarn Shinawatra kepada wartawan di markas partai populis Pheu Thai, di mana dia adalah salah satu anggota kuncinya.
Pheu Thai adalah partai terbaru dari serangkaian partai yang berafiliasi dengan Thaksin yang didirikan setelah ia digulingkan dari kekuasaan dan partainya dibubarkan.
Setelah mengunjungi ayahnya di rumah sakit, Paetongtarn mengatakan bahwa ayahnya menderita komplikasi setelah tertular virus corona pada 2020 dan ia paling khawatir dengan kondisi jantung ayahnya.
Beberapa jam setelah kembalinya Thaksin ke Thailand, kandidat Pheu Thai, Srettha Thavisin, memperoleh cukup suara di Parlemen untuk menjadi perdana menteri, mengakhiri ketidakpastian politik selama lebih dari tiga bulan setelah pemilu nasional.
Untuk mencapai mayoritas, partai tersebut membentuk koalisi dengan partai-partai promiliter yang terkait dengan kudeta yang menggulingkan pemerintahan Pheu Thai yang dipimpin oleh saudara perempuan Thaksin, Yingluck Shinawatra, dari kekuasaan pada 2014.
Partai ini juga tidak menyertakan Partai Bergerak Maju yang progresif, yang memenangkan suara terbanyak dalam pemilu, dari koalisi.
Banyak kalangan percaya bahwa mantan pemimpin yang memecah belah itu kembali dengan harapan pemerintah yang bersahabat akan mengurangi hukumannya, dan bahwa ia mungkin telah membuat kesepakatan dengan pihak berwenang, meskipun Thaksin mengatakan keputusannya tidak ada hubungannya dengan upaya partai Pheu Thai untuk memenangkan pemilu. Pemerintahan yang akan mengakhiri masa jabatannya mengatakan Thaksin dapat meminta pengampunan kerajaan seperti tahanan lainnya.
Paetongtarn mengatakan ayahnya akan memutuskan kapan akan meminta pengampunan.
Ditanya tentang kontroversi rawat inapnya, Paetongtarn hanya menjawab bahwa ia khawatir ayahnya sakit. Ia mengatakan durasi rawat inapnya tergantung pada staf medis.
Kembalinya Thaksin dari pengasingan merupakan momen emosional bagi para pendukung miliarder tersebut. Thaksin berhasil merebut simpati jutaan orang dengan kebijakan populisnya yang mengarahkan perhatian dan pendanaan ke wilayah utara yang sebagian besar merupakan daerah pedesaan dan miskin sebelum ia digulingkan melalui kudeta militer.
Kemunculannya kembali mengingatkan warga Thailand pada pertikaian sengit selama bertahun-tahun – baik secara kiasan maupun harfiah – antara para pendukung “kaos merah” dan para penentang, “kaos kuning”, yang memperjuangkan nilai-nilai konservatif dan pro-kerajaan. [ab/uh]
Forum