Tautan-tautan Akses

Pemilih DKI Berikan Suara setelah Kampanye Pilkada yang Memecah


Warga DKI memberikan suara dalam Pilkada putaran kedua. (Foto: dok./Ahadian Utama)
Warga DKI memberikan suara dalam Pilkada putaran kedua. (Foto: dok./Ahadian Utama)

Penduduk DKI hari Rabu memilih gubernur setelah kampanye yang memecah belah yang merongrong reputasi Indonesia yang mempraktekkan Islam toleran.

Pemilihan gubernur putaran kedua mempertemukan gubernur petahana Basuki Tjahaya Purnama “Ahok” melawan mantan menteri kabinet Anies Baswedan yang mendapat dukungan ulama konservatif, yang menganjurkan kaum Muslim untuk tidak memilih non-Muslim sebagai pemimpin.

Persaingan pemilu DKI yang bercampur ketegangan agama dan etnis menekankan meningkatnya kekuatan kelompok Islam garis keras di negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia.

Lebih dari 13 ribu TPS dibuka bagi lebih dari 7,2 juta pemilih yang berhak memberikan suara.

Ahok menghadapi persidangan karena menghina Quran dan ratusan ribu orang yang menentangnya di Jakarta menyerukan agar ia dijatuhi hukuman penjara.

Baswedan dan Ahok bersaing ketat dalam jajak pendapat yang dirilis awal minggu ini.

Kapolri Tito Karnavian sebelumnya mengatakan ribuan polisi dan personil militer akan dikerahkan untuk mengamankan pemilu itu dari intimidasi.

Di kawasan Kebon Jeruk Jakarta barat, TPS No 69 dijaga oleh dua polisi dan tentara serta petugas administrasi kota.

Hasil-hasil “perhitungan suara awal” oleh lembaga-lembaga survei yang memberi indikasi hasil awal pemilu, akan tersedia beberapa jam setelah TPS ditutup pukul 1 siang. [my/al]

Recommended

XS
SM
MD
LG