Tautan-tautan Akses

PBB: Ponsel Lebih Mudah Ditemukan Dibandingkan Toilet


Anak-anak memakai WC umum di atas laut di daerah kumuh dekat pelabuhan Jakarta. (Foto: Reuters/Beawiharta)
Anak-anak memakai WC umum di atas laut di daerah kumuh dekat pelabuhan Jakarta. (Foto: Reuters/Beawiharta)

PBB mengatakan lebih banyak orang di dunia ini yang memiliki ponsel dibandingkan dengan yang memiliki akses terhadap toilet.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa enam miliar dari tujuh miliar penduduk di dunia memiliki telepon seluler (ponsel), tapi hanya 4,5 miliar orang memiliki akses terhadap toilet atau WC.

Untuk itu, PBB meluncurkan kampanye global untuk memperbaiki sanitasi bagi 2,5 miliar orang yang tidak memilikinya.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB Jan Eliasson menyebut kondisi mereka “bencana diam-diam” yang mencerminkan kemiskinan ekstrem dan tingginya ketidaksetaraan di dunia saat ini.

Eliasson mengatakan pada konferensi pers, Kamis (21/3), bahwa isu tersebut harus diatasi segera untuk memenuhi tujuan PBB mengurangi jumlah penduduk tanpa akses ke sanitasi sampai setengahnya pada akhir 2015. Para pemimpin dunia telah menetapkan serangkaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) untuk memerangi kemiskinan pada sebuah konferensi pada 2000, dan Eliasson mengatakan bahwa tujuan terkait sanitasi tertinggal paling jauh di belakang.

Meski sebagian besar orang tidak ingin membahas masalah tersebut, Eliasson mengatakan, "hal itu langsung berhubungan dengan penjaminan kesehatan yang baik, lingkungan yang bersih dan harga diri mendasar bagi miliaran orang.”

PBB mengatakan tindakan harus mencakup penghapusan pada 2025 praktik buang air besar di tempat terbuka, yang mengundang penyakit.

Jumlah orang yang melakukan praktik ini telah berkurang 271 juta sejak 1990, namun hal ini masih dilakukan oleh 1,1 miliar orang, atau 15 persen dari populasi dunia, ujar PBB. Hal ini merupakan salah satu penyebab utama diare, yang berakibat pada kematian lebih dari 750.000 anak di bawah usia lima setiap tahun, menurut PBB.

Eliasson mengatakan lebih dari 80 persen kasus buang air besar di tempat terbuka di dunia ada di 22 negara. Negara-negara tersebut adalah Brazil, China, India, Indonesia, Kamboja, Ethiopia, Kenya, Madagaskar, Malawi, Mozambik, Nepal, Nigeria, Pakistan, Sierra Leone, Zambia, Afghanistan, Burkina Faso, Chad, Kongo, Niger, Sudan dan Sudan Selatan.

Martin Mogwanja, wakil direktur eksekutif badan PBB untuk anak-anak UNICEF, mengatakan bahwa pada dengan tingkat kemajuan saat ini, tujuan sanitasi PBB akan dicapai pada 2075, bukannya pada 2015, dan hal itu tidak dapat diterima.

Keuntungan ekonomi global dari investasi untuk sanitasi dan air bersih diperkirakan mencapai US$260 miliar per tahun, menurut PBB. Sebaliknya, sanitasi yang buruk mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, membebani negara-negara antara 0,5 persen dan 7,2 persen dari PDB mereka. (AP/Edith M. Lederer)
XS
SM
MD
LG