Tautan-tautan Akses

Para Pemimpin Dunia Kutuk Pemboman di Marathon Boston


Para peserta marathon Boston terus menyelesaikan lomba larinya menuju garis finish di saat sebuah bom meledak di dekatnya, Senin 15 April 2013. (Foto: Reuters/Dan Lampariello).
Para peserta marathon Boston terus menyelesaikan lomba larinya menuju garis finish di saat sebuah bom meledak di dekatnya, Senin 15 April 2013. (Foto: Reuters/Dan Lampariello).

Pemimpin dan pemerintah di seluruh dunia mengutuk pemboman di lomba Marathon Boston (15/4), yang menewaskan sedikitnya tiga orang dan mencederai 140 orang lainnya.

Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen menyatakan "sangat terkejut" atas serangan itu dan menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang terkena imbas musibah tersebut. Dalam sebuah pernyataan, ia mengungkapkan simpati pada warga Boston dan seluruh Amerika Serikat.

Presiden Uni Eropa Herman Van Rompuy mengutuk apa yang ia sebut "serangan mengerikan" dan menyatakan keyakinannya bahwa pelaku akan diseret ke pengadilan.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyesalkan "kekerasan tak masuk akal" itu. Katanya insiden itu bahkan lebih mengerikan karena terjadi pada acara yang dikenal untuk menyatukan warga dari seluruh dunia dalam semangat sportivitas dan kerukunan.

Kementerian Luar Negeri Pakistan mengutuk apa yang disebutnya serangan teroris itu, dengan mengatakan pemerintah dan rakyat Pakistan sangat terguncang dan sedih mendengar tindakan keji itu.

Pakistan telah memerangi pemberontakan Taliban sejak 2007, dan sebagai akibatnya, mengalami banyak serangan bom di tempat-tempat umum yang menewaskan ribuan warga sipil. Taliban Pakistan, yang di masa lalu mengaku bertanggungjawab atas percobaan serangan di Amerika, membantah terlibat dalam pemboman di Boston.

Di Afghanistan, di mana Taliban dituding sebagai penyebab utama jatuhnya korban sipil dalam perang, Presiden Hamid Karzai dengan keras mengecam serangan di Boston dan menyampaikan ungkapkan belasungkawa dan simpati kepada para keluarga korban.

Di India, Perdana Menteri Manmohan Singh menanggapi dengan mengungkapkan rasa solidaritasnya terhadap rakyat Amerika dalam perjuangan melawan terorisme. Pada tahun 2008. Ibukota perdagangan India, Mumbai, dikepung selama berhari-hari ketika para militan bersenjata berat melancarkan serangan bersenjata dan pemboman terkoordinasi di berbagai penjuru kota.

Pemerintah Australia menyampaikan ucapan ikut berduka cita kepada Amerika Serikat terkait dua ledakan bom di Boston. Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr menyatakan Australia menyampaikan dukungan moral untuk seluruh rakyat dan pemerintah Amerika dalam menanggapi pemboman yang besar kemungkinan merupakan serangan teroris.

Mengingat ledakan-ledakan ini terjadi pada saat berlangsungnya lomba maraton yang menarik perhatian begitu banyak orang, tambah Carr, ini menunjukkan tanda-tanda serangan teroris, meskipun belum ada pengukuhan. Menurut Bob Carr, terorisme yang berasal dari dalam negeri merupakan kenyataan hidup di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia.

Seorang pejabat Gedung Putih yang tidak mau disebut namanya mengatakan bahwa insiden itu diperlakukan sebagai tindak terorisme.
XS
SM
MD
LG