Tautan-tautan Akses

Obama Perpanjang & Perluas Aturan Penanganan Kasus Pembunuhan Berdasarkan Ras


Nisan Emmett Till dengan foto Till dan koin di Burr Oak Cemetery menandai 60 tahun peringatan pembunuhan Till di Mississippi, 28 Agustus 2015, di Alsip, Ill.
Nisan Emmett Till dengan foto Till dan koin di Burr Oak Cemetery menandai 60 tahun peringatan pembunuhan Till di Mississippi, 28 Agustus 2015, di Alsip, Ill.

Presiden Amerika Barack Obama telah menandatangani perpanjang undang-undang tahun 2008 yang mengizinkan pemberian anggaran federal untuk membuka kembali penyelidikan terhadap pembunuhan-pembunuhan berdasar ras yang terjadi puluhan tahun lalu.

Obama hari Jum’at (16/12) memperpanjang "The Emmet Till Unsolved Civil Rights Crime Act" yang diikuti dengan pembukaan kembali lebih dari 100 “kasus yang sudah lama terjadi” yang terkait dengan isu hak-hak sipil tahun 2006 dan identifikasi kematian baru di mana diduga bermotif rasial.

Pembunuhan Emmet Till Gagas Perpanjangan Undang-Undang

Till adalah seorang anak Amerika keturunan Afrika berusia 14 tahun yang diculik, dipukuli dengan kejam dan dimutilasi pada tahun 1955 di Mississippi, konon karena ia bersiul pada seorang perempuan kulit putih. Beberapa laki-laki yang diadili karena pembunuhan ini telah dibebaskan, tetapi dalam wawancara yang dilakukan beberapa waktu kemudian mereka mengaku telah membunuh Emmet Till. Namun karena prosedur hukum yang dikenal sebagai "double jeopardy" maka mereka tidak bisa diadili untuk kedua kalinya. Double jeopardy adalah prosedur pengajuan tuntutan hukum kedua untuk pelanggaran yang sama, setelah terjadi pembebasan.

The Emmet Till Law menyediakan sumber daya federal yang dibutuhkan untuk penyelidikan lokal atas kejahatan-kejahatan semacam itu dan memperpanjang jangka waktu kasus yang bisa diselidiki hingga tahun 1979. Undang-undang ini mengharuskan Departemen Kehakiman dan Biro Penyidik Federal FBI untuk berkonsultasi dengan kelompok hak-hak sipil, universitas dan organisasi lain yang mengumpulkan data tentang peristiwa semacam itu.

Berkas UU Emmet Till, Sejumlah Tuntutan Baru Bisa Diajukan

Dalam satu tuntutan baru yang diajukan berkat undang-undang ini, seorang seorang polisi Alabama bernama James Fowler yang menembak Jimmie Lee Jackson setelah demonstrasi hak-hak sipil tahun 1965, mengaku bersalah melakukan pembunuhan itu pada tahun 2010 ketika ia berusia 77 tahun dan dijatuhi hukuman enam tahun penjara.

Memperkuat undang-undang ini akan membuat Departemen Kehakiman dan FBI bisa memperluas penyelidikan mereka terhadap kasus-kasus yang belum terungkap sebelum tahun 1970.

Sebelum perpanjangan The Emmet Till Unsolved Civil Rights Crime Act ini, pembukaan kembali kasus dan penuntutan kasus hak-hak sipil yang belum terungkap sejak tahun 1989 telah mendorong 24 tuntutan, termasuk tuntutan terhadap Byron De La Beckwith tahun 1994 atas pembunuhan pemimpin hak-hak sipil Mississippi Medgar Evers tahun 1963. Beckwith dijatuhi hukuman seumur hidup dan meninggal di penjara.

Departemen Kehakiman dan FBI juga memimpin penyelidikan terhadap Thomas Blanton dan Bobby Cherry yang pada tahun 2001 dan 2002 secara berturut-turut dituntut dengan pasal pembunuhan, terkait pemboman sebuah gereja warga kulit hitam di Birmingham, Alabama pada tahun 1963 yang menewaskan empat anak perempuan kulit hitam.

Tahun 2003 Departemen Kehakiman berhasil menuntut Ernest Avants atas pembunuhan Ben Chester White, seorang warga kulit hitam berusia 67 tahun di Natchez, Mississippi, oleh kelompok supremasi kulit putih Ku Klux Klan pada tahun 1963.

Penyelidikan Satu Kasus Lama, Picu Tuntutan terhadap Kasus Lain

Tahun 2007 Departemen Kehakiman menuntut James Ford Seale karena menculik dan membunuh Henry Hezekiah Dee dan Charles Eddie Moore pada tahun 1964 di Meadville, Mississippi. Kematian kedua warga kulit hitam itu diketahui dalam penyelidikan atas hilangnya tiga pekerja hak-hak sipil, Mickey Schwerner, James Chaney dan Andrew Goodman, yang pergi dari Mississippi ke New York untuk membantu warga Amerika keturunan Afrika mendaftarkan diri mereka guna memberi suara dalam pemilu. Mayat ketiga pekerja hak-hak sipil, yang dua di antaranya berkulit putih, ditemukan di bawah sebuah bendungan 44 hari setelah ketiganya menghilang pada tahun 1964. Tetapi pemerintah negara bagian Mississippi menolak untuk mengajukan tuntutan.

Pada tahun 1967 pemerintah federal menuntut 18 orang yang terlibat dalam kejahatan itu, tujuh orang dijatuhi vonis tetapi umumnya hanya dikenai hukuman ringan. Hampir 40 tahun kemudian, seorang mantan pengelola organisasi Ku Klux Klan, Edgan Ray Killen, dituntut atas pembunuhan tiga pekerja hak-hak sipil tersebut. Permohonan banding yang diajukannya pada tahun 2005 tidak membuahkan hasil, dan hingga kini ia masih menjalani hukuman penjara selama 60 tahun di Mississippi. [em]

XS
SM
MD
LG