Tautan-tautan Akses

Minyak Mentah Dunia Tembus $109 per Barel


Papan elektronik yang menunjukkan indeks saham Hang Seng di Hong Kong.
Papan elektronik yang menunjukkan indeks saham Hang Seng di Hong Kong.

Prospek permintaan yang di luar perkiraan dari China dan Eropa dan gangguan pasokan dari Timur Tengah memicu naiknya harga minyak.

Harga minyak dunia naik lebih dari $1 menjadi lebih dari $109 per barel pada Kamis, akibat data ekonomi optimis dari China dan Eropa yang menunjuk prospek permintaan yang lebih tinggi. Selain itu, kerusuhan di Libya dan Irak juga mengganggu pasokan.

Indeks manajer pembelian resmi China naik lebih tinggi dari yang diperkirakan pada hari Kamis dan survei menunjukkan bahwa sektor manufaktur Zona Euro kembali mencatat pertumbuhan pada bulan Juli, menunjukkan wilayah tersebut mungkin mulai dari resesi pada kuartal ini.

Minyak mentah Brent naik $1,18 menjadi $108,88 per barel pada 1350 GMT dan menyenuth level $109,45 per barel pada pertengahan hari, tertinggi sejak 16 Juli. Bulan Juli berakhir dengan persentase kenaikan terbesar bulanan sejak Agustus 2012. Kenaikan harga minyak mentah AS melampaui Brent, naik $2,43 menjadi $107,46.

"Alasan utama adalah data yang lebih baik dari perkiraan dari China dan juga fakta bahwa Fed (Bank sentral AS) tidak memberikan petunjuk tentang berhenti stimulus," kata Carsten Fritsch, analis di Commerzbank di Frankfurt.

Bank sentral AS pada hari Rabu mengatakan perekonomian terus pulih namun stimulus masih diperlukan. The Fed tidak memberikan indikasi akan mengumumkan rencana mengekang pembelian obligasi pada pertemuan berikutnya di bulan September.

Kabar baik lainnya mengenai perekonomian AS, jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru bagi tunjangan pengangguran turun tak terduga pekan lalu, menurut Departemen Tenaga Kerja, memberikan harapan bahwa data tenaga kerja untuk bulan Juli yang akan keluar Jumat akan menunjukkan pertumbuhan positif.

Keprihatinan atas turunnya pasokan dari Libya, Irak dan Nigeria juga mendorong harga. Turunnya pasokan tersebut memangkas produksi OPEC ke level terendah dalam empat bulan pada bulan Juli, menurut survei Reuters pada hari Rabu.

Di Libya, protes di ladang dan terminal minyak mengurangi rata-rata pasokan menjadi 1,15 juta barel per hari pada bulan Juli, menurut survei, turun 150.000 bph dari Juni. Menteri Perminyakan Libya mengatakan produksi telah berkurang 330.000 barel per hari dari 1,4 juta barel per hari pada hari Senin.

Produksi minyak Irak juga terganggu oleh gerilyawan Sunni yang menargetkan pipa utara, sementara masalah teknis menghambat produksi di selatan.

Perusahaan minyak terbesar di Eropa, Royal Dutch Shell, mencatat lonjakan pencurian minyak di Nigeria yang menyebabkan menurunnya laba kuartal kedua perusahaan tesebut. sementara perusahaan energi Italia, Eni, memangkas target produksinya akibat maraknya pemadaman di Nigeria.

Sementara itu, persediaan minyak di terminal Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak minyak mentah AS, turun selama seminggu berturut-turut. Demikian menurut data pemerintah pada hari Rabu, walaupun persediaan secara keseluruhan di Amerika Serikat meningkat.

Recommended

XS
SM
MD
LG