Tautan-tautan Akses

Korsel Selidiki Kapal yang Diduga Langgar Sanksi PBB terhadap Korut


Peta Korea Utara dan letak kota Busan. (Map data 2024 Google)
Peta Korea Utara dan letak kota Busan. (Map data 2024 Google)

Korea Selatan sedang menyelidiki sebuah kapal yang diduga melanggar sanksi PBB terhadap Korea Utara, kata Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada hari Rabu (3/4), setelah kapal tersebut dilaporkan disita pada akhir pekan.

Investigasi ini dilakukan setelah Moskow pekan lalu menggunakan hak vetonya untuk secara efektif mengakhiri pemantauan resmi PBB terhadap sanksi terhadap Korea Utara di tengah penyelidikan atas dugaan transfer senjata antara Moskow dan Pyongyang.

Pihak berwenang Korea Selatan menyita kapal kargo berbobot 3.000 ton yang dikenal sebagai DEYI pada hari Sabtu (30/3) yang tidak terdaftar pada suatu negara mana pun di perairan lepas pantai selatan negara itu, lapor kantor berita Korea Selatan, Yonhap.

Penyitaan tersebut berlangsung sewaktu kapal itu dilaporkan "dalam perjalanan ke Rusia dari Korea Utara melalui China," kata laporan badan tersebut, yang mengutip sumber keamanan.

“Pemerintah kami sedang melakukan penyelidikan, berdasarkan kerja sama yang erat dengan Amerika Serikat, mengenai dugaan pelanggaran resolusi sanksi Dewan Keamanan” terhadap Korea Utara, kata Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

“Karena penyelidikan sedang berlangsung, sulit untuk memberikan rinciannya,” tambah kementerian itu.

Tiga belas orang berada di kapal tersebut, termasuk seorang kapten China dan sejumlah awak China dan Indonesia, lapor Yonhap.

Korea Utara telah mendapat sanksi yang meningkat sejak tahun 2006, yang diberlakukan oleh Dewan Keamanan PBB sebagai tanggapan terhadap program nuklirnya.

Sejak tahun 2019, Rusia dan China yang merupakan sekutu tradisional Korea Utara, telah berusaha membujuk Dewan Keamanan untuk melonggarkan sanksi yang tidak memiliki tanggal berakhirnya.

Pyongyang telah mengambil keuntungan dari kebuntuan di PBB, dengan meningkatkan uji coba rudal dan pengembangan senjata, serta mendeklarasikan dirinya sebagai negara dengan kekuatan nuklir yang “tidak dapat diubah” pada tahun 2022.

Berakhirnya pengawasan PBB oleh Rusia baru-baru ini merupakan kemenangan besar bagi pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menurut para ahli. [ab/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG