Tautan-tautan Akses

Kontrol Senjata di Australia Contoh untuk AS


Reformasi senjata telah membuat Australia lebih aman dan kematian terkait senjata berkurang drastis. (Foto: Ilustrasi)
Reformasi senjata telah membuat Australia lebih aman dan kematian terkait senjata berkurang drastis. (Foto: Ilustrasi)

Australia berharap keberhasilannya membatasi kepemilikan senjata dan menurunkan tingkat kematian terkait senjata bisa menjadi model untuk Amerika Serikat.

Mantan Perdana Menteri Australia John Howard memakai rompi anti peluru di balik jasnya ketika ia berbicara dengan sekelompok pemilik senjata yang marah pada 1996, memberitahu mereka bahwa ia akan melarang senjata otomatis dan semi-otomatis untuk keselamatan seluruh warga Australia.

Pada aksi-aksi protes yang lain, boneka wakil Howard, Tim Fischer, digantung oleh mereka yang menolak pembatasan senjata.

Konflik mengenai pembatasan senjata di Australia, setelah pembantaian terburuk di negara itu yang menewaskan 35 orang, merupakan hal yang berisiko baik secara politis maupun personal. Howard mengasingkan banyak pihak di basis pendukungnya yang berasal dari pedesaan dan konservatif, dan hampir dipecat dari jabatannya.

Namun reformasi senjata membuat Australia menjadi tempat yang lebih aman, dengan jumlah pembunuhan dan bunuh diri yang menurun, dan baik Howard maupun Fischer saat ini mendesak Presiden AS Barack Obama untuk membawa kampanye kontrol senjatanya ke masyarakat, seperti yang mereka lakukan, untuk meningkatkan konsensus.

“Saya sadar saya harus menggunakan wewenang jabatan saya untuk mengekang kepemilikan dan penggunaan jenis senjata yang membunuh 35 orang tak berdosa. Saya tahu itu tidak akan mudah,” tulis Howard di koran New York Times baru-baru ini.

“Menghukum warga negara yang baik dan taat hukum hanya karena perilaku kriminal yang lain sepertinya tidak adil. Saya paham rasa was-was mereka. Namun saya merasa tidak ada alternatif,” tulis Howard, sambil menambahkan bahwa ia berharap contoh ini dapat memberikan sumbangan konstruktif pada debat senjata di AS.

Enam minggu setelah Howard meraih jabatannya pada 1996, Martin Bryant, seorang pria dengan jiwa terganggu, menggunakan senapan semi-otomatis untuk membantai 35 orang di Port Arthur, Tasmania.

Fischer, seorang veteran perang Vietnam, petani dan pemilik senjata, mengatakan politik pembatasan senjata di Australia brutal.

“Sebuah pertempuran yang sengit, dan John Howard meletakkan standar panduan yang patut dibela dan membawanya ke wilayah publik, kepada masyarakat, dan mengguncang tanah dalam prosesnya. Dan hasilnya...setiap tahun jumlah kematian berkurang 200 dalam estimasi yang konservatif,” ujar Fischer.

“Itu hal yang benar untuk dilakukan, namun masyarakat harus dibujuk. Dan itulah sebabnya mengapa kawan-kawan kita di Amerika Serikat seharusnya menganggap serius hal ini dan membawanya ke publik.”

Di Australia, pemilik senjata diberikan kompensasi ketika menyerahkan senjata mereka. Hampir 700.000 senjata dihancurkan, menurunkan jumlah rumah tangga dengan senjata sampai setengahnya. Hal itu setara dengan mengambil 40 juta senjata untuk aksi di Amerika Serikat.

Namun reformasi tersebut membuat marah banyak konstituen Fischer di Partai Nasional yang berbasis pedesaan, yang memperlihatkannya dua tahun kemudian dalam pemilihan umum. Partai Satu Bangsa yang pro-senjata memenangkan hampir satu juta suara dan pemerintah menang sangat tipis.

Australia menghadapi 13 pembantaian bersenjata dalam kurun 18 tahun sebelum reformasi senjata 1996, namun tidak pernah ada lagi penembakan massal sesudahnya.
Studi-studi menunjukkan bahwa ada penurunan 59 persen dalam pembunuhan terkait senjata, dan 65 persen penurunan tingkat bunuh diri dengan senjata, dalam waktu 10 tahun setelah pemberantasan senjata.

Namun beberapa pemilik senjata Australia, seperti pemburu Stephen O'Donnell, masih menolak undang-undang kontrol senjata Howard, dengan alasan bahwa mereka hanya membuat peraturan di atas kertas yang tidak membuat Australia lebih aman.

O'Donnell, seorang penembak kanguru berlisensi, hanya dapat menggunakan senapan kecil, membuat kemampuannya untuk mengontrol kawanan kanguru dan hama lainnya yang menyerang tanah pertaniannya berkurang.

“Jika saya dapat memiliki semi-otomatis, hal itu akan jauh lebih efisien dibandingkan saat ini. Saya akan dapat menembak beberapa target sekaligus lebih cepat,” ujarnya. (Reuters/James Grubel)
XS
SM
MD
LG