Tautan-tautan Akses

Karakter Calon Presiden Jadi Isu Penting Pemilu AS


Dua Capres AS, Hillary Clinton dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik (foto: dok).
Dua Capres AS, Hillary Clinton dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik (foto: dok).

Isu-isu karakter telah mendominasi kampanye pemilu sejak awal, dan tampaknya tidak akan surut pada hari-hari terakhir kampanye pilpres AS.

Warga Amerika akan memilih presiden baru pada 8 November mendatang dan meskipun isu-isu seperti ekonomi dan kebijakan luar negeri penting, sejumlah jajak pendapat menunjukkan bahwa banyak pemilih tampaknya akan mengambil keputusan berdasarkan bagaimana perasaan mereka mengenai sifat-sifat pribadi kedua calon presiden – Hillary Clinton dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik.

Isu-isu karakter telah mendominasi kampanye pemilu sejak awal, dan tampaknya tidak akan surut pada hari-hari terakhir kampanye ini karena Clinton dan Trump masih memusatkan perhatian pada kelemahan satu sama lain.

Penyelidikan kembali terhadap penggunaan server email pribadi Clinton ketika ia menjabat sebagai menteri luar negeri telah membuat isu apakah Clinton dapat dipercaya kembali menjadi pusat perhatian. Dan Trump menyorot perkembangan itu dalam kampanye-kampanyenya, termasuk di Phoenix – Arizona.

Meskipun Clinton terpojok karena kontroversi email itu, ia tidak ragu-ragu untuk terus mengemukakan sifat-sifat Trump yang dianggapnya sebagai kelemahan pada hari-hari terakhir kampanyenya, termasuk dalam sebuah acara di Miami.

Sejumlah jajak pendapat menunjukkan bahwa banyak pemilih mempertanyakan apakah Clinton bisa dipercaya. Tetapi lebih banyak lagi orang yang berpendapat Trump tidak memiliki temperamen yang tepat untuk menjadi presiden.

Tantangan bagi Clinton tampak jelas dalam survei CBS News baru-baru ini yang mendapati bahwa hanya 36% responden berpendapat bahwa Clinton “jujur dan dapat dipercaya”, dibanding 60% responden yang berpendapat sebaliknya.

Tetapi Trump juga menghadapi masalah dalam isu temperamen. Dalam jajak pendapat yang sama, 65% orang yang disurvei mengatakan Trump tidak memiliki “temperamen dan kepribadian yang tepat” untuk menjadi presiden, dibanding 59% untuk Clinton. [em/ds]

XS
SM
MD
LG