Tautan-tautan Akses

India Bentuk Liga Super, Berharap Penggemar Sepakbola Bertambah


Diego Fernando Nadaya (kanan) dari tim Mumbai City berebut bola dengan Jose Miguel Gonzalez Rey dari Atletico de Kolkata dalam pembukaan Super Liga, Oktober 2014.
Diego Fernando Nadaya (kanan) dari tim Mumbai City berebut bola dengan Jose Miguel Gonzalez Rey dari Atletico de Kolkata dalam pembukaan Super Liga, Oktober 2014.

Liga Super India ingin menjadikan sepakbola sebuah bisnis komersial penarik banyak uang seperti kriket, yang penggemarnya telah mengubahnya menjadi industri miliaran dolar.

Di India, sebuah liga sepakbola yang baru diluncurkan mencoba meraih banyak penggemar di negara tempat kriket menjadi raja. Liga itu menarik orang-orang dengan kemewahan dan gemerlap, serta pemain-pemain sepakbola internasional.

Momen kejayaan sepakbola India yang singkat terjadi hampir 60 tahun lalu, ketika meraih urutan empat dalam Olimpiade 1956. Sejak itu permainannya menurun drastis meski beberapa tempat seperti Kolkata dan Goa masih memiliki klub-klub lokal dengan penggemar antusias.

Sekarang, Liga Super India (ISL) berisi delapan tim papan atas yang dipromosikan pengusaha ternama, bintang-bintang Bollywood dan selebriti kriket, mencoba untuk membangkitkan olahraga tersebut di negara itu.

Rencana ISL sederhana saja: merekrut bintang sepakbola internasional yang sudah menua di dalam tim-tim untuk menarik anak-anak muda yang gemar mengikuti permainan liga Eropa untuk mendukung versi Indianya.

Tujuannya adalah untuk menjadikan sepakbola bisnis komersial penarik banyak uang seperti kriket, yang memiliki penggemar di seluruh negeri yang telah mengubah olahraga itu menjadi industri miliaran dolar.

Komentator sepakbola dan penulis terkemuka Novy Kapadia mengatakan pertandingan-pertandingan sepakbola yang dimainkan dalam sebulan terakhir telah memicu perhatian terhadap permainan itu.

"Pertandingan telah menarik kembali penonton, di semua tempat. Dan bahkan di tempat-tempat seperti Mumbai dan Delhi yang secara tradisional tidak memberikan dukungan besar terhadap sepakbola, jadi ini indikasi baik," ujarnya.

"Namun tentu saja banyak dari penonton adalah pendukung generasi baru, jadi banyak diantaranya telah datang karena tertarik dengan nama-nama glamor seperti Alessandro Del Piero atau Fredrik Ljungberg," tambahnya.

Anak-anak muda penggemar sepakbola, seperti Gaurav Dhir asal New Delhi yang berusia 29 tahun dan penggemar sepakbola internasional, telah memperhatikan Liga Super India.

"Senang melihat pemain-pemain asing datang ke India untuk bermain dan ISL dipasarkan dengan benar. Pertandingan-pertandingannya cukup menarik, cukup terbuka dan seru sejauh ini. Tapi kita lihat bagaimana bentuk Liga nanti," ujarnya.

Tantangan ke Depan

Para penggemar olahraga mengakui adanya tantangan besar ke depan. Tim nasional India ada di peringkat 158 dunia. Infrastruktur olahraga buruk. Negara itu tidak memiliki program pengembangan akar rumput untuk membina bakat-bakat lokal. Tidak seperti kriket, permainan ini tidak menghasilkan pemain yang ikonik.

Dan meski ada bintang-bintang Bollywood glamor dan ikon-ikon kriket mengelu-elukan tim mereka di stadion untuk menarik perhatian, banyak yang bertanya-tanya apakah itu cukup untuk meraih banyak penggemar sepakbola.

Satu lagi pemuda penggemar sepakbola, Dhruv Vohra di Mumbai, mengatakan ia menonton beberapa pertandingan ISL namun ketertarikannya tidak bertahan lama karena ada pertandingan-pertandingan Liga Premier Inggris yang penting pada saat yang sama. Sejauh ini, ia lebih loyal pada Liga Inggris.

Novy Kapadia mengatakan ISL adalah langkah yang benar, namun mengakui banyak pertanyaan yang tersisa. Ia mengatakan hal itu akan teruji pada musim mendatang, sebuah pertaruhan bagi pemilik tim dan sponsor yang telah menanamkan jutaan dolar dalam ISL.

Para pemilik dan sponsor yakin meski mereka mungkin akan menanggung kerugian sementara, namun pada akhirnya akan mampu memenuhi dahaga akan sepakbola lokal di pasar berisi 1,2 miliar orang, yang telah disebut "raksasa sepakbola yang sedangtidur".

XS
SM
MD
LG