Tautan-tautan Akses

DK PBB Adakan Sidang Tertutup Bahas Masalah Venezuela


Seorang perempuan membawa tulisan: "Tak ada Lagi Korban Tewas" dalam aksi unjuk rasa pekerja kesehatan menentang Presiden Nicolas Maduro di Caracas, Venezuela, Rabu (17/5).
Seorang perempuan membawa tulisan: "Tak ada Lagi Korban Tewas" dalam aksi unjuk rasa pekerja kesehatan menentang Presiden Nicolas Maduro di Caracas, Venezuela, Rabu (17/5).

Dewan keamanan PBB hari Rabu (17/5) mengadakan sidang tertutup membahas situasi yang memburuk di Venezuela, di mana demonstran anti-pemerintah terus menggoncang negara itu sejak enam minggu lalu, karena memburuknya ekonomi dan kondisi kemanusiaan.

Sidang itu diadakan atas permintaan Amerika, dan merupakan pertemuan pertama dewan beranggotakan 15 negara itu, yang tugasnya adalah mengusahakan perdamaian dan keamanan internasional.

"Jelas bahwa Venezuela tidak ingin diberitahu apa yang harus dilakukannya. Kita tidak memihak oposisi, kita tidak memihak Presiden Maduro, kita membela kepentingan rakyat Venezuela. Kita mengatakan ‘Hargailah Rakyat Venezuela.’ Mereka harus melangsungkan pemilu yang bebas dan adil, mereka harus membebaskan semua tahanan politik. Situasi kemanusiaan perlu ditangani karena terjadi kelangkaan pangan dan obat-obatan,” kata Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley.

Duta Besar Venezuela untuk PBB, Rafael Ramirez, menolak langkah yang disebutnya sebagai campur tangan urusan dalam negeri Venezuela.

"Amerika Serikat, yang senang campur tangan, telah menjadi bagian dari masalah. Negara kami menderita karena Amerika mendorong dan membantu kelompok-kelompok yang menggunakan kekerasan dan campur tangan dalam urusan internal kami melalui berbagai pernyataan, dan pemberlakuan sanksi-sanksi melawan hukum. Masyarakat internasional harus menyadari bahwa Venezuela akan menyelesaikan masalah ini melalui undang-undang dan Konstitusi kami,” ujar Ramirez.

Dalam enam minggu terakhir, Venezuela dilanda demonstrasi jalanan yang terjadi hampir tiap hari untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro. Sedikitnya 43 orang tewas dalam kemelut itu.

Tapi Duta Besar Venezuela untuk PBB Rafael Ramirez menolak apa yang disebutnya sebagai campur tangan Amerika di negaranya. Tidak semua anggota Dewan Keamanan sepakat bahwa dewan itu harus membahas soal Venezuela.

Duta Besar Bolivia untuk PBB Sacha Lorenti mengatakan, “Tidak ada ancaman bagi keamanan dan perdamaian internasional yang disebabkan kemelut di Venezuela, bahkan tidak pada tingkat regional.” [ii]

Recommended

XS
SM
MD
LG