Dua orang mata-mata China diduga memberikan amplop berisi uang tunai kepada seorang pengusaha Australia yang memiliki jaringan kontak yang luas sebagai imbalan atas laporan tulisan tangan tentang penambangan lithium dan pakta keamanan AUKUS.
Polisi Australia mengungkapkan hal itu pada sebuah pengadilan di Sydney, Senin (17/4).
Polisi Australia menuduh Alexander Csergo menjual informasi kepada dua mata-mata China yang dikenal sebagai "Ken" dan "Evelyn" saat ia bekerja di Shanghai sebagai eksekutif pemasaran.
Pria berusia 55 tahun itu -- yang telah menghabiskan lebih dari dua dekade bekerja di China -- ditangkap di Sydney pada hari Jumat dan telah didakwa dengan satu tuduhan "campur tangan asing yang sembrono".
Seorang pengacara pemerintah mengatakan kepada pengadilan bahwa Csergo, seorang warga negara Australia, telah melakukan perjalanan pulang dengan "daftar belanja" prioritas mata-mata yang dibuat untuknya oleh kedua agen China itu.
"Ia melakukan ini untuk uang tunai yang diberikan kepadanya dalam amplop tertutup," kata jaksa Connor McCraith di pengadilan.
Pengadilan diberi tahu bahwa kedua mata-mata China itu sangat ingin mendapatkan informasi tentang penambangan lithium, produksi bijih besi, dan aliansi AUKUS - pakta keamanan Barat yang dipandang Beijing dengan curiga.
Csergo pindah ke China sekitar tahun 2002, bekerja untuk serangkaian perusahaan multinasional di bidang periklanan, pemasaran, komunikasi, dan analitik data.
Membaca dari secarik tuduhan pemerintah, Hakim Michael Barko menyebut Csergo pertama kali didekati kedua agen intelijen China itu pada 2021.
Csergo didakwa dengan satu dakwaan "campur tangan asing yang sembrono" dengan ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun.
Ia adalah orang kedua yang didakwa berdasarkan undang-undang campur tangan asing yang disahkan oleh mantan pemerintah konservatif pada tahun 2018.
Csergo ditolak untuk mendapatkan pembebasan dengan jaminan. Ia akan tetap berada di balik jeruji sampai kasusnya kembali ke pengadilan akhir tahun ini. [ab/uh]
Forum