Tautan-tautan Akses

AS Siap Cabut Sanksi atas Burma bila Reformasi Politik Berlanjut


Senator AS John McCain (kedua dari kanan) mengatakan keputusan mengenai sanksi tergantung pada masyarakat internasional dan penilaian mengenai kemajuan reformasi di Burma.
Senator AS John McCain (kedua dari kanan) mengatakan keputusan mengenai sanksi tergantung pada masyarakat internasional dan penilaian mengenai kemajuan reformasi di Burma.

Amerika siap mencabut sanksi ekonomi atas Burma jika pemerintah sipil meneruskan reformasi politik, termasuk Pemilu yang bebas dan adil bulan April nanti.

Delegasi Amerika pimpinan Senator John McCain dan Joseph Lieberman menyampaikan kemungkinan pencabutan sanksi ekonomi terhadap Burma itu ketika mereka singgah di Bangkok dalam perjalanan untuk melakukan kunjungan resmi ke Burma.

Berbicara kepada wartawan hari Sabtu Senator McCain, sambil tetap berhati-hati atas proses reformasi, mengatakan keputusan mengenai sanksi tergantung pada masyarakat internasional dan penilaian mengenai kemajuan reformasi di Burma.

Delegasi itu akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Burma Thein Sein dan tokoh pro-demokrasi, Aung San Suu Kyi.

Burma akan mengadakan pemilihan tambahan anggota DPR nasional bulan April di mana Aung San Suu Kyi, terdaftar sebagai kandidat.

Amerika memberlakukan sanksi-sanksi terhadap Birma tahun 2003. Sanksi-sanksi itu mencakup larangan impor dari Birma dan pemutusan hubungan jasa keuangan. Tahun 2007 larangan-larangan itu diperpanjang setelah militer menumpas aksi protes jalanan.

Sanksi juga mencakup pembekuan aset pribadi di luar negeri dan mereka yang memberi dukungan materi kepada pemerintah Birma. Investasi baru oleh pribadi maupun institusi Amerika juga dilarang.

Sejumlah negara, seperti Australia dan Uni Eropa, kini mengambil langkah-langkah untuk meringankan sanksi setelah pembebasan ratusan tahanan politik. Tapi tahanan lain masih ditahan.

Pemerintah Amerika baru-baru ini meningkatkan hubungan diplomatik dengan memulihkan pos dutabesar setelah pembebasan tahanan itu dan kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton.

Senator Joseph Lieberman mengatakan Amerika akan meminta petunjuk Aung San Suu Kyi mengenai kapan melonggarkan sanksi terhadap Birma, yang juga dikenal sebagai Myanmar.

"Reaksi kami atas apa yang terjadi di Birma akan sangat dipengaruhi reaksi Aung San Suu Kyi. Dengan kata lain, kami tidak hanya mengaguminya tapi juga mempercayai. Bukan berarti kami menyerahkan keputusan sepenuhnya kepadanya tapi sejauh ia percaya pada proses perubahan di Birma, kami akan percaya pada proses itu dan sebagai hasilnya kami akan mencabut sanksi-sanksi dan semakin dekat dengan pemerintah," ujarnya.

Dalam wawancara minggu ini dengan koran Washington Post, Presiden Birma Thein Sein, meminta Barat agar mencabut sanksi-sanksi. Presiden mengatakan pemerintahnya telah memenuhi seruan internasional untuk membebaskan tahanan politik, menyelenggarakan Pemilu dan memberikan kebebasan politik yang lebih besar bagi Aung San Suu Kyi.

Tapi Suu Kyi dalam wawancara baru-baru mengatakan Amerika seharusnya mencabut sanksi-sanksi bila "waktunya tepat" dan pemerintah Birma telah memenuhi syarat bagi pencabutan sanksi-sanksi itu.

XS
SM
MD
LG