Sebuah surat kabar Amerika menyatakan para jaksa federal telah mengirimkan apa yang disebut sebagai surat “target” kepada enam pengawal keamanan Blackwater. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa para pekerja kontrak tersebut dapat menghadapi dakwaan atas insiden penembakan tahun 2007 di Irak, yang menewaskan 17 warga sipil.
Dalam laporan yang diterbitkan hari Minggu ini, "The Washington Post" menyebutkan para jaksa masih mempertimbangkan bukti, setelah penyelidikan FBI selama 10 bulan.
Pada September 2007, para pegawai Blackwater yang mengawal konvoi pegawai Departemen Luar Negeri Amerika di Bahgdad, melepaskan tembakan yang menurut mereka merupakan aksi membela diri.
Pernyataan ini dibantah pemerintah Irak, yang menyebutkan penembakan itu berlangsung tanpa alas an dan menuntut agar jurisdiksi hukum Irak diberlakukan terhadap mereka. Surat yang dikirim kepada para pengawal keamanan itu menawari mereka peluang untuk menyangkal bukti-bukti dan menjelaskan peristiwa itu berdasarkan versi mereka sendiri.
Sementara itu di Irak, para pelaku pemboman menyerang para peziarah Syiah selama tiga hari berturut-turut, Sabtu, sehingga menewaskan enam orang dan melukai paling sedikit enam lainnya dalam serangan di Baghdad.
Serangan bom mobil terjadi ketika ratusan ribu orang sedang menuju Karbala, yang terletak 80 kilometer di selatan Baghdad, untuk merayakan festival tahunan memperingati hari lahir imam Syiah yang ke-12 dan terakhir.
Sekitar 30 penziarah tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan sejak hari Kamis. Upacara di Karbala masih berlanjut hingga hari Minggu ini.
Dalam berita lain, para pejabat Kurdi setuju untuk menarik pasukan mereka dari wilayah-wilayah di provinsi Diyala yang rusuh, dan untuk menyerahkan kewenangan ke pemerintah pusat Irak. Seorang menteri keturunan Kurdi, Jaffar Mustafa mengatakan, sekitar empat ribu tentara Kurdi, yang dikenal sebagai Peshmerga, akan mundur dari kawasan itu dalam 10 hari mendatang.
