Warga Sudan Berunjuk Rasa Menentang Kesulitan Ekonomi 

Para pengendara melintas di depan ban-ban yang dibakar sebagai penghalang di tengah demonstrasi untuk mendesak pemerintah memperbaiki kondisi negara di Khartoum, Sudan, Rabu, 21 Oktober 2020. (Foto: Reuters)

Warga Sudan, Rabu (21/10), melakukan unjuk rasa menentang semakin memburuknya krisis ekonomi tetapi kehadiran polisi dan tentara yang besar mencegah demonstrasi massa yang diimbau secara online.

Para aktivis di Ibu Kota Sudan, Khartoum, dan kota kembarnya, Omdurman, juga menuntut keadilan bagi mereka yang tewas selama pemberontakan populer yang menggulingkan presiden Omar al-Bashir tahun lalu.

Sudan telah memulai transisi selama tiga tahun, yang membuatnya di bawah pemerintahan gabungan sipil-militer, tetapi kesulitan menghadapi kesengsaraan ekonomi yang parah dan meroketnya harga konsumen.

Lebih dari 100 pengunjuk rasa, Rabu meneriakkan slogan anti-pemerintah, mengibarkan bendera Sudan dan membakar ban mobil.

Saksi mata mengatakan, Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi kecil di Omdurman dan Khartoum.

Asosiasi Profesional Sudan, aliansi serikat buruh yang memelopori protes terhadap Bashir, juga mengorganisir unjuk rasa pada Rabu (21/10) dengan seruan lewat internet.

Seruan itu mengecam kinerja pemerintah yang "tidak stabil dan lemah" dan menuduh "kesulitan hidup tidak lagi bisa dihadapi", dimana warga kesulitan memperoleh roti dan bahan bakar. [my/pp]