Protes di Hong Kong Tandai HUT ke-18 Serah Terima dari Inggris

An Indian tribal woman reacts after an earthen pot filled with water falls off her head during a 100-meter sprint event with water pots on heads, in the Suwori Tribal festival in Boko.

Protes berlangsung kurang dari dua minggu setelah para legislator pro-demokrasi memblokir usulan Beijing mengenai pemilihan para pemimpin lokal.

Ratusan aktivis pro-demokrasi turun ke jalan-jalan di Hong Kong Rabu (1/7), sementara kota ini memperingati ulang tahun ke-18 serah terima kekuasaan dari Inggris kepada pemerintah China.

Ribuan polisi siaga untuk mengamankan pawai tahunan ini, protes besar pertama sejak polisi secara paksa membersihkan demonstran pro-demokrasi dari jalan-jalan akhir tahun lalu.

Protes hari Rabu berlangsung kurang dari dua minggu setelah legislator pro-demokrasi memblokir proposal yang didukung pemerintah China, yang akan mengijinkan komite elit memilih kandidat untuk pemilihan pemimpin pertama di Hong Kong.

Sementara penolakan terhadap rencana reformasi Beijing merupakan hal yang memalukan bagi Partai Komunis China, itu berarti kepala eksekutif Hong Kong mendatang akan dipilih oleh panel yang sama yang telah memilih tiga pemimpin lokal tahun 1997.

Pada upacara pengibaran bendera Rabu, kepala eksekutif pro-Beijing di wilayah itu, Leung Chun-ying, menuduh anggota parlemen oposisi telah menghambat kemajuan Hong Kong.

"Jika beberapa anggota parlemen tidak ingin menghadapi demokrasi dan justru dengan sengaja memblokir proses pemungutan suara, dan jika oknum-oknum tertentu sengaja menyalahgunakan prosedur administratif dan hukum untuk menggagalkan pembangunan sosial, (sebagai akibatnya) akan kontraproduktif bagi upaya-upaya pemerintah, " katanya.

Sekitar 500.000 demonstran pro-demokrasi bergabung dalam unjuk rasa 1 Juli tahun lalu, ketika polisi menangkap lebih dari 500 orang yang memblokir jalan di distrik keuangan, dalam apa yang dilihat sebagai awal dari 79 hari gerakan pembangkangan sipil yang diluncurkan pada bulan September.

Para pengunjuk rasa mengecam usulan reformasi Beijing sebagai rencana "demokrasi palsu," dan mengatakan bahwa usulan itu tidak memenuhi janji untuk mengadakan pemilihan secara demokratis pada 2017.

Demonstrasi umum 1 Juli telah menjadi kalender unjuk rasa tahunan bagi aktivis pro-demokrasi Hong Kong, sebuah protes yang ditujukan terhadap pemerintah komunis China dan pemimpin lokal yang pro-Beijing.