Warga Berbagai Keyakinan Berbagi Keprihatinan Pasca Penembakan di San Bernardino

Umat Muslim, Kristen dan Yahudi berkumpul di masjid untuk berdoa bagi korban penembakan massal San Bernardino dan keluarga mereka, Corona, California.

Warga California mengenang para korban penembakan teroris pekan lalu di San Bernardino, yang menewaskan 14 orang dan melukai lebih dari 20 lainnya. Warga Muslim setempat mengajak para tetangga mereka Jum’at lalu (11/12) mendoakan dan mengenang para korban.

Warga Muslim, bersama tetangga-tetangga mereka yang beragama Kristen dan Yahudi, berkumpul di sebuah masjid untuk mendoakan para korban dan keluarga penembakan di San Bernardino.

“Malam ini adalah untuk saling menyembuhkan. Malam ini untuk mengenang mereka yang tewas, orang-orang yang meninggalkan keluarga mereka,” kata Fauzia, salah satu umat Muslim di sana.

Syed Rizwan Farook kelahiran Illinois dan istrinya yang berasal dari Pakistan, Tashfeen Malik, melakukan penembakan massal di sebuah pertemuan pekerja pemerintah lokal Rabu lalu (2/12) yang menewaskan 14 orang dan melukai 21 lainnya. Penembakan itu mengejutkan warga bagian selatan California.

“Kami cukup dekat (dengan lokasi kejadian), jadi rasanya insiden itu seperti terjadi di halaman belakang rumah tetangga kami,” kata Ali Haxton, salah seorang warga lainnya.

Kota Corona sekitar 30 menit berkendara dari kota San Bernardino, tetapi orang-orang di kota itu merasakan kekagetan yang sama.

“Ini merupakan pukulan bagi seluruh negara. Tidak ada alasan untuk membunuh siapapun. Tidak ada alasan bagi tindakan teroris di dunia. Kami bersatu melawan teroris,” kata Azmi Hasan.

Setelah berdoa, mereka yang memadati masjid itu kemudian saling berbagi makanan.

Pendeta John Saville mengatakan, “Setelah terjadinya hal-hal yang mengerikan itu, saya kira malam ini merupakan cara kita menanggapinya. Kita datang bersama, berdoa bersama, mendengar, belajar dan saling berbagi makanan. Ini adalah cara terbaik untuk menanggapi insiden itu.”

Orang-orang juga berbagi keprihatinan tentang keamanan dan rasa khawatir mereka akan kemungkinan terjadinya serangan balasan terhadap warga Muslim. Mereka mengatakan mereka merupakan bagian dari satu komunitas, yang sama-sama terluka dan sama-sama berusaha menyembuhkannya.

Keprihatinan itu cukup beralasan karena hari Jum’at sore (11/12) terjadi pembakaran masjid di Coachella Valley, yang juga terletak di bagian selatan California. Polisi telah menangkap seorang laki-laki berusia 23 tahun yang diduga dengan sengaja membakar masjid yang juga dikenal sebagai “Islamic Center of Palm Springs.” Menurut pernyataan kantor polisi Riverside County, laki-laki itu adalah Carl James Dial Jr. dan kini menghadapi beberapa tuntutan hukum, termasuk pembakaran dan kejahatan bermotif kebencian atau “hate crime.” Dial ditahan dengan uang jaminan sebesar 150 ribu dolar.

Bulan November 2014 masjid itu juga ditembak seseorang dan pihak berwenang menyelidikinya sebagai kemungkinan kejahatan bermotif kebencian. Tidak seorang pun luka-luka dalam insiden yang terjadi ketika Subuh itu. Kasus itu masih diselidiki dan hingga kini belum ada satu orang pun yang ditangkap. [em/ii]