Wapres AS Kemungkinan Hadapi Tekanan dalam Kunjungan ke Turki

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim (kanan) bersama Wapres AS Joe Biden di Istana Cankaya, Ankara, 24 Agustus 2016 ( AFP PHOTO / ADEM ALTAN)

Sejak kudeta yang gagal itu, Ankara telah memecat atau menghentikan sementara hampir 80 ribu pegawai pemerintah dan tentara melalui aksi penumpasan besar-besaran di kemiliteran, dinas sipil, kepolisian, pendidikan dan kehakiman.

Wakil Presiden AS Joe Biden berada di Turki, Rabu (24/8), dalam sebuah kunjungan yang berlangsung pada saat ketegangan terjadi antara kedua negara. Agenda kunjungan Biden termasuk pertemuan dengan Perdana Menteri Binali Yildirim dan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Biden adalah pejabat tertinggi pemerintahan Presiden Barack Obama yang sering mewakili Gedung Putih dalam situasi-situasi diplomatik yang sulit. Ia dikenal berkepribadian hangat dan pandai menjalin hubungan pribadi dengan para pemimpin dunia, termasuk Erdogan, yang disebutnya seorang teman lama.

Banyak warga Turki mengatakan, mereka marah atas apa yang mereka anggap kurangnya solidaritas dari Barat setelah usaha kudeta yang gagal bulan lalu, yang mengakibatkan sedikitnya 240 orang tewas dan termasuk pemboman parlemen Turki. Pengamat Turki Kemal Kirisci mengatakan kepada VOA, kebanyakan orang di Turki merasa Barat terlalu mengecam dan tidak menunjukkan cukup simpati.

Banyak kelompok HAM dan para pemimpin Barat prihatin dengan sikap Turki yang berlebihan dalam menangani situasi pasca kudeta. Sejak kudeta yang gagal itu, Ankara telah memecat atau menghentikan sementara hampir 80 ribu pegawai pemerintah dan tentara melalui aksi penumpasan besar-besaran di kemiliteran, dinas sipil, kepolisian, pendidikan dan kehakiman.

Kunjungan Biden diperkirakan untuk secaraterbuka menegaskan kembali kepada para pemimpin Turki mengenai dukungan Amerikayang tak tergoyahkan bagi sekutu penting NATO tersebut,sementara secara tertutup menghimbau Ankara untuk menghormati aturan hukum. [ab/uh]