Menteri-menteri luar negeri dari kelompok negara industri G7 mengalihkan perhatian mereka pada isu-isu kepentingan global yang mencakup vaksin virus corona, perubahan iklim dan pendidikan bagi anak-anak perempuan pada hari Rabu, sementara mereka mengakhiri pembicaraan tiga hari di London.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, Selasa (4/5) mengatakan, “Saya pikir COVAX dan kemampuan untuk mendanainya, memberikan vaksin kepada negara-negara yang paling rentan, apa yang kita lakukan terkait surplus pasokan domestik, semua isu itu lagi, merupakan kesempatan yang baik bagi G7 bersama dengan mitra Indo-Pasifik kami untuk membicarakannya dan mendapatkan jawaban positif.”
Today, I met with UK Prime Minister @BorisJohnson to discuss our joint efforts in the G7 to tackle the climate crisis and meet other global challenges head-on. pic.twitter.com/8lnetZxmfd
— Secretary Antony Blinken (@SecBlinken) May 5, 2021
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan PM Inggris Boris Johnson, yang menyoroti pentingnya akses global ke vaksin COVID-19.
“Perdana Menteri dan Menteri Blinken sependapat bahwa peluncuran vaksin global akan penting dalam mengalahkan pandemi virus corona. Mereka menegaskan pentingnya pekerjaan G7 dalam bidang ini, termasuk upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan produksi internasional,” kata seorang juru bicara perdana menteri.
Pertemuan G7 hari Selasa (4/5) mencakup fokus mengenai China.
BACA JUGA: Rusia dan China Jadi Isu Utama di Pertemuan Menteri Luar Negeri G7Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada wartawan bahwa ada kesepakatan luas di kalangan para menteri, mengenai fakta bahwa mereka semua menginginkan China menjadi anggota integral dari tatanan internasional. Tetapi untuk mencapai hal tersebut, China harus bertindak sesuai ketentuan dalam tatanan internasional.
Pejabat itu menyebut keprihatinan mengenai catatan HAM China dan “perilaku mengancam dan agresifnya di Laut China Selatan dan daerah-daerah lain di sekitar perbatasannya.”
Blinken, Selasa (4/5) juga mengatakan negara-negara G7 ingin mengakhiri perang saudara yang telah berlangsung 10 tahun di Suriah.
Dalam cuitannya, Blinken menulis, “Mitra-mitra G7 dan saya mengukuhkan kembali komitmen kami bagi resolusi politik untuk mengakhiri konflik di Suriah dan mendukung otorisasi ulang mekanisme bantuan lintas perbatasan PBB.”
My @G7 counterparts and I reaffirmed our commitment to a political resolution for ending the conflict in Syria and support to the reauthorization of the UN cross-border aid mechanism. We’ll continue working to advance all aspects of UNSCR 2254 and end the suffering of Syrians.
— Secretary Antony Blinken (@SecBlinken) May 4, 2021
Ia mengatakan kelompok itu akan berupaya memajukan semua bagian dari resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 2015 yang menyerukan gencatan senjata di Suriah, bersama dengan proses politik yang dipimpin Suriah dengan pemilu dan konstitusi baru.
Pembicaraan tingkat menteri G7 meletakkan landasan bagi KTT para pemimpin negara-negara itu pada bulan Juni, juga di Inggris.
Selain Inggris dan AS, G7 beranggotakan Kanada, Prancis, Jerman, Italia dan Jepang. Australia, India, Afrika Selatan, Korea Selatan dan Brunei juga ambil bagian dalam pembicaraan pekan ini. [uh/ab]