Uni Eropa Perpanjang Sanksi terhadap Rusia atas Aneksasi Krimea

Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu dengan CEO perusahaan-perusahaan internasional di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg di St. Petersburg, 17 Juni 2016.

Uni Eropa telah merilis rincian keputusan memperpanjang sanksi terhadap Rusia atas aneksasi semenanjung Crimea di Ukrania tahun 2014, dengan mengatakan terus menentang "pencaplokan ilegal dan tidak mengakuinya."

Sanksi-sanksi yang diperpanjang mencakup pembekuan aset dan larangan visa terhadap hampir 150 warga Rusia dan 37 organisasi atau perusahaan yang digambarkan dalam pernyataan Uni Eropa hari Sabtu "bertanggung jawab atas tindakan terhadap integritas teritorial Ukraina."

Jurnal resmi Uni Eropa mengatakan sanksi itu termasuk larangan impor produk-produk yang dihasilkan di Crimea dan pelabuhan Sevastopol di Laut Hitam. Sanksi-sanksi itu akan tetap berlaku sampai 23 Juni 2017.

Sanksi-sanksi itu memblokir investasi Eropa di wilayah tersebut, melarang pembelian properti oleh warga Uni Eropa dan melarang pembiayaan Uni Eropa bagi perusahaan-perusahaan di Crimea.

Larangan ekspor Eropa menarget transportasi, telekomunikasi dan sektor energi di Crimea.

Berbicara hari Jumat di sebuah forum di St. Petersburg, Rusia, Presiden Vladimir Putin mengecam sanksi yang merusak hubungan Rusia-Eropa itu. Rusia bersedia meningkatkan hubungan bisnis dengan Eropa, kata Putin, tetapi Uni Eropa harus berkerja-sama dengan pemerintahannya.

Gelombang pertama sanksi negara-negara Barat terhadap Rusia diberlakukan bulan Juli 2014, setelah hasil analisa terkait jatuhnya sebuah pesawat jet komersial Malaysia di atas wilayah Ukraina oleh rudal buatan Rusia. Keseluruhan 298 orang di dalam pesawat itu tewas.

Baik Uni Eropa dan Amerika telah menarget sektor perbankan Rusia dan memblokir perusahaan-perusahaan energi Rusia untuk mendapat jasa pelayanan, barang dan teknologi yang digunakan dalam pengeboran minyak serpih di tengah laut. [zb]