UNESCO/Guillermo Cano Prize menganugerahkan Penghargaan Kebebasan Pers Dunia Guillermo Cano tahun 2024 kepada para wartawan Palestina yang meliput perang Israel-Hamas di Gaza. Penghargaan bergengsi ini disampaikan di sela-sela Konferensi Kebebasan Pers Dunia di Santiago, Chili, Kamis (2/5) lalu.
Palestinian journalists covering Gaza awarded the 2024 @UNESCO / Guillermo Cano World #PressFreedom Prize.https://t.co/9Zt7qge6yo #WorldPressFreedomDay pic.twitter.com/4liqPSdXtJ
— UNESCO 🏛️ #Education #Sciences #Culture 🇺🇳 (@UNESCO) May 2, 2024
Dalam siaran pers yang diterima VOA, Ketua Juri Internasional Mauricio Weibel mengatakan “di masa kegelapan dan keputusasaan ini, kami ingin menyampaikan pesan solidaritas dan pengakuan yang kuat kepada para jurnalis Palestina yang meliput krisis ini dalam keadaan yang begitu dramatis. Sebagai umat manusia, kita berhutang besar atas keberanian dan komitmen mereka terhadap kebebasan berekspresi.”
Dirjen UNESCO Audrey Azoulay menjelaskan bahwa setiap tahun UNESCO/Guillermo Cano Prize memberikan perhargaan pada para wartawan pemberani yang menjalankan tugas dalam kondisi sulit dan berbahaya. “Sekali lagi pada tahun ini, penghargaan ini mengingatkan kita akan pentingnya tindakan kolektif untuk memastikan bahwa wartawan di seluruh dunia dapat terus melakukan pekerjaan penting mereka dalam memberikan informasi dan melakukan investigasi.”
UNESCO mengatakan sedikitnya 26 wartawan dan pekerja media tewas saat menjalankan tugas liputan perang Israel-Hamas di Jalur Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober lalu; atau berarti hampir setiap minggu ada wartawan tewas di Gaza.
Namun data yang dikumpulkan Committee to Protect Journalists CPJ menunjukkan jumlah wartawan yang tewas selama meliput perang di Gaza jauh lebih besar. Lewat situsnya, CPJ mengatakan hingga tanggal 3 Mei ini sedikitnya 97 wartawan dan pekerja media tewas. Ini mencakup 92 wartawan Palestina, 2 wartawan Israel dan 3 wartawan Lebanon. Selain itu ada 16 wartawa luka-luka, 4 wartawan hilang, dan 25 wartawan dilaporkan ditahan.
“CPJ juga sedang menyelidiki sejumlah laporan yang belum dikonfirmasi mengenai wartawan lain yang dibunuh, hilang, ditahan, disakiti, atau diancam, serta kerusakan kantor media dan rumah wartawan,” tambah pernyataan itu.
Sekjen PBB: “Tanpa Kebebasan Pers, Kita Tidak Memiliki Kebebasan Apapun”
Secara terpisah Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan pekerja media semakin harus mempertaruhnya nyawa mereka untuk mendapatkan berita. Oleh karena itu “PBB mengakui pekerjaan wartawan yang tak ternilai harganya agar publik terlibat dan mendapatkan informasi,” cuit Guterres di X, seraya menambahkan “tanpa kebebasan pers, kita tidak memiliki kebebasan apapun.”
Around the world, media workers are more & more risking their lives to bring us the news.The @UN recognizes the invaluable work of journalists to ensure that the public is informed & engaged.Without press freedom, we won%27t have any freedom.#WorldPressFreedomDay pic.twitter.com/4SyDzvhzre
— António Guterres (@antonioguterres) May 3, 2024
UNESCO Juga Soroti Serangan terhadap Wartawan Lingkungan Hidup
Selain wartawan di zona konflik, secara khusus UNESCO juga mengungkapkan kesulitan yang dialami wartawan yang meliput isu lingkungan hidup, di mana 70 persen diantara mereka telah diserang karena pekerjaan yang dilakukannya.
“Sedikitnya 749 wartawan atau pekerja media berita yang melaporkan isu-isu lingkungan hidup telah diserang dalam 15 tahun terakhir ini,” cuit UNESCO di X.
.@UNESCO report reveals 70% of environmental journalists have been attacked for their work.At least 749 journalists or news media reporting on environmental issues have been attacked in the last 15 years.UNESCO is calling for stronger support for environmental journalists and… pic.twitter.com/AuCYBf5EGH
— UNESCO 🏛️ #Education #Sciences #Culture 🇺🇳 (@UNESCO) May 3, 2024
Lebih jauh badan dunia itu menyerukan dukungan yang lebih kuat bagi wartawan-wartawan lingkungan hidup dan “tata kelola platform digital yang lebih baik.”
Secara lebih luas, UNESCO mempromosikan keselamatan jurnalis melalui peningkatan kesadaran global, pelatihan, dan dengan mengkoordinasikan implementasi Rencana Aksi PBB tentang Keselamatan Jurnalis dan Isu Impunitas. [em/es]