Uber dan AD AS akan Uji Teknologi Baling-Baling Pesawat dengan Tingkat Kebisingan Rendah

Hasil ilustrasi artis mengenai konsep taksi terbang milik Uber, 7 Mei 2018 (foto: Uber/Dibagikan via Reuters)

Uber Technologies menyatakan hari Selasa bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan AD AS dalam sebuah penelitian tingkat lanjut untuk menciptakan teknologi baling-baling pesawat yang baru dengan tingkat kebisingan rendah, yang dapat dimanfaatkan untuk mobil terbang atau pesawat militer di masa depan.

Aliansi ini akan menyoroti berbagai upaya yang lebih intensif oleh Uber dan perusahaan-perusahaan lainnya untuk mengubah mobil terbang dari sebuah konsep fiksi ilmiah menjadi perangkat keras nyata untuk penduduk kota-kota megapolitan dimana mengemudi mobil telah menjadi sesuatu yang menjemukan dan memakan waktu.

Uber dan komando Penelitian, Pengembangan, dan Teknik AD AS menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka memperkirakan akan membelanjakan dana senilai $1 juta untuk mengembangkan dan menguji purwarupa dari sistem baling-baling yang akan digunakan dalam proses tinggal landas dan pendaratan vertikal dari sebuah kendaraan.

Sistem ini akan memiliki dua buah baling-baling, dimana satu baling-baling bertumpu di atas baling-baling lainnya, bergerak ke arah yang sama di bawah perintah perangkat lunak yang canggih. Pendekatan ini, yang dikatakan oleh Uber dan AD AS belum pernah diterapkan dalam proses produksi pesawat terbang, dapat menghasilkan suara yang lebih senyap dibandingkan dengan sistem baling-baling bertumpuk konvensional.

“Berusaha untuk menghasilkan tingkat kebisingan yang amat rendah menjadi salah satu hambatan penting” terkait produksi taksi terbang di daerah perkotaan secara luas, ujar Rob McDonald, kepala rekayasa teknik untuk Uber Elevate, anak perusahaan yang akan mengoperasikan mobil terbang, dalam sebuah wawancara.

AD AS berkeinginan untuk mengembangkan drone nirawak generasi baru yang tidak membutuhkan landas pacu dan memiliki tingkat kebisingan yang lebih rendah dibandingkan dengan drone-drone yang ada saat ini, ujar Dr. Jaret Riddick, direktur dari Laboratorium Direktorat Teknologi Kendaraan yang berada di bawah AD AS.

AD AS semakin berpaling kepada kemitraan dengan berbagai perusahaan swasta untuk melakukan penelitian teknologi maju, ujar Riddick dalam sebuah wawancara.

Uber merencanakan lebih banyak lagi aliansi dengan lembaga-lembaga pemerintah sejalan dengan tujuannya untuk meluncurkan purwarupa taksi udara menjelang tahun 2020, ujar Mark Moore, direktur rekayasa dan sistem pesawat udara Uber yang juga mantan peneliti di NASA, ujarnya dalam sebuah wawancara.

Uber telah membentuk sebuah kemitraan dengan NASA, badan antariksa milik pemerintah AS untuk mengembangkan perangkat lunak untuk mengelola jumlah pesawat dalam jumlah besar yang terbang di atas kota-kota, ujar Moore.

Uber adalah satu dari beberapa perusahan, termasuk produsen pesawat Boeing dan Airbus SE dan sebuah modal ventura yang didukung oleh salah satu pendiri Alphabet, Larry Page, yang berinvestasi dalam sebuah konsep pesat kecil, otomatis, dan dioperasikan dengan tenaga listrik yang dapat dimanfaatkan untuk mengangkut penumpang maupun barang di atas kota-kota yang padat.

Uber menyatakan pihaknya akan mengembangkan sistem baling-baling dengan tingkat kebisingan rendah dalam sebuah kolaborasi dengan Launchpoint Technologies Inc., sebuah perusahaan teknis di Goleta, California yang berfokus pada teknologi pesawat listrik dan hibrida.

Uber akan menyelenggarakan sebuah konferensi mengenai kendaraan-kendaran terbang pekan ini di Los Angeles. [ww]