Turki Jamu Putra Mahkota UEA dalam Usaha Perbaiki Hubungan

Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan sebelum pertemuan di Ankara, 28 Februari 2012. (Foto: REUTERS/Umit Bektas)

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjamu putra mahkota Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, Rabu (24/11), sewaktu kedua negara berusaha memperbaiki hubungan mereka yang tegang dan meningkatkan kerja sama ekonomi.

Kunjungan putra mahkota, yang dipandang sebagai pemimpin de facto dan kekuatan di balik postur kebijakan luar negeri UEA, adalah perjalanan resmi pertamanya ke Turki sejak 2012. Kunjungan itu juga adalah kunjungan tertinggi seorang pejabat UEA sejak hubungan kedua negara mencapai titik terendah akibat serangkaian ketegangan regional.

Agustus lalu, penasihat keamanan nasional UEA, Sheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan, mengunjungi Turki untuk mempersiapkan kunjungan putra mahkota itu.

BACA JUGA: UEA Bela Keputusan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Ankara dan Abu Dhabi dalam beberapa tahun terakhir berada di posisi yang berlawanan terkait konflik di Libya serta ketegangan di Teluk dan di bagian timur Laut Tengah.

Selain itu, UEA sangat terganggu oleh dukungan Turki terhadap Ikhwanul Muslimin di wilayah tersebut, yang dipandang negara-negara Arab sebagai ancaman. Ankara, sementara itu, mencurigai bahwa UEA mendukung jaringan yang dipimpin oleh ulama Muslim Turki yang berbasis di AS yang dituduh Turki mendalangi kudeta yang gagal pada 2016.

Sebuah pernyataan dari kantor kepresidenan Turki mengatakan kedua pemimpin akan membahas hubungan bilateral serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk memperluas kerja sama. Mereka juga akan bertukar pandangan tentang perkembangan regional dan internasional.

Kunjungan putra mahkota ke Turki dipandang sebagai bagian dari upaya lebih luas UEA untuk mengkaji ulang kebijakan luar negerinya menyusul upaya yang gagal untuk mengisolasi sesama negara Teluk, Qatar, pada 2017. Turki, sekutu Qatar, bergegas mendukung Doha di tengah embargo yang diberlakukan oleh UEA dan tiga negara Arab. Turki sejak itu memperdalam hubungan militernya dengan Qatar.

BACA JUGA: UEA Bidik Teken Kerja Sama Ekonomi dengan Sejumlah Negara

Kuartet Arab tersebut pada saat itu menuntut Qatar mengambil serangkaian tindakan, termasuk pengusiran pasukan Turki, tetapi Qatar menolak tuntutan tersebut dan menganggapnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatannya. Perselisihan itu diselesaikan awal tahun ini dengan kesepakatan yang ditandatangani di Arab Saudi.

Turki juga terlibat dalam upaya untuk memperbaiki hubungannya dengan kekuatan-kekuatan regional, termasuk Mesir dan Arab Saudi, setelah mendapati dirinya semakin terisolasi secara internasional.

Erdogan mengatakan, setelah pertemuannya dengan Sheikh Tahnoun Agustus lalu, ia mengharapkan peningkatan investasi dari UEA di Turki. Kunjungan Sheikh Tahnoun diikuti dengan percakapan telepon antara Erdogan dan putra mahkota itu. [ab/uh]