Turki Hitung Kartu Suara dalam Pemilu yang Ketat

Para pendukung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Partai AK (AKP) mengibarkan bendera di markas Partai AK di Ankara, Turki Minggu 14 Mei 2023.

Tempat-tempat Pemungutan Suara (TPS) di Turki, Minggu (14/5) telah ditutup dengan 20 tahun kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan sebagai negara anggota NATO yang menghadapi gejolak ekonomi, dan keseimbangan domokratis yang terkikis dipertaruhkan setelah adanya tantangan kuat dari kandidat oposisi.

Pemilu ini bisa memberi Erdogan, 69 tahun, masa jabatan lima tahun yang baru atau menggulingkannya dan sebaliknya memilih pemimpin oposisi yang kuat, Kemal Kilicdaroglu, yang telah berjanji untuk mengembalikan Turki ke jalur yang lebih demokratis.

Pejabat dan relawan pemilu, Minggu sore merangkum penghitungan suara pemilu presiden dan parlemen di Istanbul.

Hasil awal menunjukkan Presiden Tayyip Erdogan jauh unggul dengan 53% suara dibandingkan dengan saingannya yang beroposisi Kemal Kilicdaroglu dengan 41%, meskipun kesenjangan diperkirakan menyempit dengan semakin banyaknya suara yang dihitung.

Lembaga penyiaran NTV memberikan hasil berdasarkan hitungan 36,3% kotak suara. Namun, empat sumber dari oposisi Turki mengatakan mereka yakin Kilicdaroglu unggul tipis.

BACA JUGA: Erdogan Tuduh Oposisi Turki Kerja Sama dengan Biden untuk Gulingkan Dirinya

Pemilu hari Minggu adalah salah satu pemilihan yang paling penting dalam sejarah 100 tahun negara itu, sebuah persaingan yang bisa mengakhiri 20 tahun pemerintahan Erdogan yang angkuh dan bergema jauh di luar perbatasan Turki.

Jika tidak ada kandidat yang memperoleh lebih dari 50% suara, pemilihan putaran kedua akan ditetapkan 28 Mei.

Para pemilih Turki juga memilih anggota parlemen untuk mengisi 600 kursi parlemen Turki, yang kehilangan sebagian besar kekuasaan legislatifnya di bawah kepresidenan eksekutif Erdogan.

Jika aliansi politiknya menang, Erdogan bisa terus memerintah tanpa banyak hambatan. [my/jm]