Trump Umumkan Ucapan Selamat dari Presiden Taiwan

Presiden terpilih Amerika Donald Trump (kiri) dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (kanan), melakukan pembicaraan melalui telepon, Jumat (2/12), yang diperkirakan akan dapat memicu kemarahan China.

Presiden terpilih Amerika Donald Trump kembali menggunakan akun twitternya untuk mengumumkan bahwa ia telah berbicara dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.

Dalam cuitannya melaui Twitter, Presiden terpilih Amerika Donald Trump mengatakan bahwa Presiden Taiwan menelponnya dan mengucapkan selamat atas kemenangannya dalam pemilihan presiden.

Kantor presiden Taiwan, Sabtu pagi (3/12) mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan Trump dan Tsai membahas berbagai isu yang menyangkut Asia dan masa depan hubungan Amerika dengan Taiwan.

“Presiden Taiwan berharap diperkuatnya hubungan serta kontak-kontak bilateral, serta dibangunnya hubungan kerjasama yang lebih erat,” kata pernyataan itu. Presiden Tsai juga mengatakan kepada presiden terpilih Trump bahwa ia berharap Amerika akan terus mendukung usaha Taiwan mendapat kesempatan lebih banyak untuk ikut dan menyumbang dalam berbagai masalah internasional.

Kedua pemimpin itu juga “berbagi ide dan konsep” untuk mendorong perekonomian dalam negeri “dan memperkuat pertahanan nasional,” kata pernyataan itu lagi.

Pembicaraan melalui telepon antara Trump dengan para pemimpin dunia lainnya merupakan contoh paling menyolok tentang bagaimana Trump mengabaikan tata cara diplomatik sejak ia memenangkan pemilihan presiden tanggal 8 November lalu. Ia tampaknya telah mengadakan pembicaraan telpon dengan sejumlah pemimpin luar negeri tanpa bimbingan dan nasihat yang biasanya diberikan oleh Departemen Luar Negeri Amerika.

Taiwan memisahkan diri dari Cina daratan ketika terjadi perang saudara dalam tahun 1949. Kebijakan resmi Amerika adalah mengakui kedaulatan China atas Taiwan, tapi menganggap status Taiwan sebagai sesuatu yang belum tuntas.

Walaupun tidak punya hubungan diplomatik yang resmi, pemerintah Taiwan punya kantor perwakilan di Washington DC dan di beberapa kota Amerika lainnya. Pemerintah Amerika juga punya kewajiban hukum untuk mempertahankan kemampuan Taiwan membela diri. [isa/sp]