Trump Tuduh Boeing Naikkan Harga Pesawat Kepresidenan

Personel Angkatan Udara AS memberi hormat saat pesawat Air Force One dengan Presiden Barack Obama di dalamnya bersiap lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Andrews di Maryland (6/12). (AP/Jose Luis Magana)

Kedua pesawat Air Force One itu dijadwalkan akan mulai dipakai tahun 2024, yang berarti Trump mungkin tidak akan pernah menggunakannya sebagai presiden.

Presiden AS terpilih Donald Trump lagi-lagi membuat heboh. Kali ini ia menyerang perusahaan pembuat pesawat terbang Boeing yang dituduhnya menaikkan harga pembelian dua pesawat kepresidenan, yang disebut Air Force One, sampai US$4 miliar.

“Pembuatan pesawat itu sudah keterlaluan,” kata Trump di lobby gedung Trump Tower di New York.

“Saya kira Boeing sedang main-main dengan angka. Kami ingin Boeing mendapat untung banyak, tapi tidak sebanyak itu,” kata Trump lagi.

Sebelumnya, Trump mengirim pesan Twitter dan mengatakan “ongkos pembuatannya keterlaluan. Lebih dari $4 miliar. Batalkan pesanan itu!”

Kedua pesawat Air Force One itu dijadwalkan akan mulai dipakai tahun 2024, yang berarti Trump mungkin tidak akan pernah menggunakannya sebagai presiden.

Angkatan Udara Amerika telah minta supaya pembuatan pesawat itu dipercepat, karena pesawat kepresidenan Boeing-747 yang sekarang terlalu mahal ongkos operasinya.

Kantor Akuntabilitas Pemerintah bulan Maret lalu mengatakan $2 miliar dari ongkos keseluruhan akan habis hanya untuk riset dan pengembangan sistem pesawat yang kompleks itu, bukan untuk membangun pesawatnya sendiri. Harga $4 miliar yang disebut Trump itu mungkin mencakup ongkos operasi dan pemeliharaan pesawat.

Pernyataan Donald Trump tentang pesawat kepresidenan itu mengakibatkan harga saham Boeing jatuh sebentar dan memicu pertanyaan bagaimana dampak pernyataan Trump dan pesan-pesan Twitternya dalam perekonomian Amerika. [isa/sp]