Presiden AS Donald Trump dan Mitt Romney, kandidat presiden partai Republik yang kalah pada pemilu 2012, terlibat perang kata menjelang akan dimulainya masa jabatan Romney di Senat.
Romney, dalam kolom opini di surat kabar Washington Post, menyatakan, Rabu (2/1), Trump tidak memenuhi kualifikasi sebagai presiden selama dua tahun pertama masa jabatannya.
Menurutnya, seorang presiden seharusnya bisa mempersatukan bangsa dan menginspirasi masyarakat untuk melakukan hal-hal yang terpuji. Seorang presiden, katanya juga, harus menunjukkan kejujuran dan integritas, serta mampu memajukan wacana nasional dengan saling menghormati.
Lebih jauh Romney mengungkapkan, dalam situasi negara yang begitu terpecah dan diwarnai kebencian, kepemimpinan presiden dalam kepribadian sangatlah penting. Namun sayangnya, menurut Romney, itulah kelemahan Trump yang paling mencolok.
Beberapa jam setelah artikel ini dipublikasikan, Trump segera menjawab melalui Twitter. Secara tersirat, ia mencela pernyataan itu dan mengolok-olok kekalahan Romney dalam pemilu presiden.
Here we go with Mitt Romney, but so fast! Question will be, is he a Flake? I hope not. Would much prefer that Mitt focus on Border Security and so many other things where he can be helpful. I won big, and he didn’t. He should be happy for all Republicans. Be a TEAM player & WIN!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 2, 2019
Ia juga menyamakan Romney dengan mantan Senator Arizona Jeff Flake, pengecam kerasnya dari Partai Republik, yang meninggalkan jabatannya setelah menolak untuk mencalonkan diri kembali pada pemilu tahun lalu.
Romney sempat menyebut Trump pembohong pada kampanye pemilu presiden 2016 meskipun Trump belakangan sempat mempertimbangkannya untuk posisi menteri luar negeri di pemerintahannya.
Trump akhirnya tidak memilih Romney, namun tahun lalu ia mendukung pencalonannya sebagai senator negara bagian Utah dan Romney dengan mudah memenangkan pemilihan itu. [ab]