Presiden Amerika Donald Trump tidak membesar-besarkan masalah uji coba misil terbaru Korea Utara, Jumat pagi (2/8), lima bulan setelah pembicaraan denuklirisasi terakhirnya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dan di tengah tekanan yang meningkat untuk mencapai suatu kesepakatan.
“Tes-tes misil tersebut bukan pelanggaran terhadap perjanjian Singapura yang kami tandatangani,” cuitnya di Twitter. Namun belakangan Trump mengakui bahwa uji coba misil itu mungkin melanggar resolusi PBB. Kedua pemimpin itu bertemu di Singapura Juni tahun lalu.
Para pejabat Amerika sebelumnya menyatakan Kim secara pribadi berjanji kepada Trump tidak akan melakukan uji coba nuklir atau misil jarak jauh.
“Ketua Kim tidak ingin mengecewakan saya dengan melanggar kepercayaan,” cuit presiden.
Kim Jong Un and North Korea tested 3 short range missiles over the last number of days. These missiles tests are not a violation of our signed Singapore agreement, nor was there discussion of short range missiles when we shook hands. There may be a United Nations violation, but..
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) August 2, 2019
Korea Utara meluncurkan dua proyektil sekitar pukul 3 pagi dari provinsi Hamgyong Selatan, sebut kantor Ketua Gabungan Kepala Staf Korea Selatan. Kedua proyektil itu terbang sekitar 220 kilometer, pada ketinggian 25 kilometer. Ini adalah peluncuran ke-tiga dalam waktu sekitar sepekan. [uh/lt]