Presiden AS Donald Trump telah kembali ke Gedung Putih, Kamis (27/12), setelah melakukan kunjungan mendadak ke Irak untuk menemui pasukan AS yang ditempakan di sana.
Ini merupakan kunjungan pertamanyake zona konflik sebagai presiden, dan lawatannya itu dilangsungkan secara diam-diam.
"Baru pulang dari mengunjungi pasukan kita di Irak dan Jerman,” cuit Trump di Twitter, satu jam setelah tiba di Washington. “Satu hal yang pasti, kita memiliki orang-orang hebat yang mewakili negara kita - orang-orang yang tahu bagaimana menjadi pemenang."
Just returned from visiting our troops in Iraq and Germany. One thing is certain, we have incredible people representing our Country - people that know how to win!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) December 27, 2018
Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders dalam cuitannya, Rabu (26/12) menulis, mereka meninggalkan Washington untuk melakukan kunjungan mendadak larut malam pada hari Natal, guna bertemu tentara Amerika dan pimpinan militer senior untuk menyampaikan kepada mereka rasa terima kasih atas pelayanan, keberhasilan dan pengorbanan mereka, serta untuk menyampaikan Selamat Hari Natal.
President Trump and the First Lady traveled to Iraq late on Christmas night to visit with our troops and Senior Military leadership to thank them for their service, their success, and their sacrifice and to wish them a Merry Christmas. pic.twitter.com/s2hntnRwpw
— Sarah Sanders (@PressSec) December 26, 2018
Mengunjungi pasukan Amerika di kawasan konflik merupakan tradisi yang dijalankan oleh presiden-presiden Amerika, karena ini dianggap sebagai penambah semangat para tentara.
Presiden George W Bush mengunjungi pasukan Amerika yang ditempatkan di luar negeri delapan kali semasa kepresidenannya, termasuk menyajikan hidangan Hari Bersyukur kepada tentara di Baghdad pada tahun 2003.
Presiden Barack Obama mengunjungi pasukan di Baghdad pada April 2009, empat bulan setelah ia mulai menjabat. Ia juga mengunjungi pasukan Amerika di Afghanistan dan Korea Selatan. [ab]