Trump: Jawaban Tertulis dari Pelapor Rahasia Tak Bisa Diterima

Presiden AS, Donald Trump, menjawab pertanyaan wartawan setibanya di Gedung Putih, Washington, D.C., Minggu, 3 November 2019.

Presiden AS Donald Trump yang dihadapkan dengan peningkatan penyelidikan pemakzulan, Senin (4/11) mengatakan jawaban tertulis dari pelapor rahasia yang pertama kali mengungkap bahwa ia menekan Ukraina untuk menyelidiki salah satu saingan politik utamanya dari Partai Demokrat pada pemilu 2020, mantan Wakil Presiden Joe Biden, tidak memadai.

"Ia harus dihadirkan untuk bersaksi," kata Trump di Twitter mengenai pelapor rahasia itu. "Jawaban tertulis tidak bisa diterima!". Trump menyebut penyelidikan pemakzulan itu "tipu muslihat."

Trump menyampaikan penilaian terbarunya tentang upaya pemakzulan yang menargetkan dirinya di Dewan Perwakilan Rakyat, sehari setelah seorang pengacara Washington, Mark Zaid, mengatakan kliennya, pelapor rahasia yang tidak disebutkan namanya, akan bersedia menjawab pertanyaan secara tertulis yang diajukan pendukung Trump dari Partai Republik, selain pertanyaan mengenai identitasnya. Anggota DPR dari Partai Republik juga mengatakan persyaratan-persyaratan pelapor itu tidak bisa diterima.

“Orang itu harus dihadirkan untuk memberikan kesaksian,” kata Trump lewat Twitter tentang pelapor rahasia itu. Laporan tertulis tidak bisa diterima! Trump menyebut penyelidikan untuk memakzulkannya suatu “usaha penipuan”.

"Apa yang saya katakan di telepon dengan Presiden Ukraina (Volodymyr Zelenskiy) "dinyatakan secara sempurna'," demikian menurut cuitan Trump lainnya.

"Tidak ada alasan untuk memanggil saksi-saksi untuk menganalisa kata-kata saya dan maknanya. Ini hanyalah tipu muslihat Partai Demokrat yang harus saya jalani sejak hari saya terpilih (dan sebelumnya!). Memalukan!," tambahnya.

Trump, Minggu (4/11) mencemooh pelapor tersebut, mengaitkannya dengan pendahulunya dari Partai Demokrat, Presiden Barack Obama serta dengan mantan direktur CIA John Brennan dan mantan penasihat keamanan nasional Susan Rice - dua pembantu utama Obama.

"Ada laporan yang ditulis mengenai orang tertentu, seorang laki-laki, dan katanya ialah pelapor itu," kata Trump di Gedung Putih. "Jika ia pelapornya, ia tidak punya kredibilitas karena ia orang Brennan, ia orang Susan Rice, orang Obama. Dan ia membenci Trump."

"Mungkin bukan dia. Tetapi jika itu dia, informasi harus dirilis," desak presiden.

Zaid, pengacara pelapor itu, mengatakan tim hukumnya telah menawarkan bagi anggota Kongres Devin Nunes, pejabat senior Partai Republik di Komisi Intelijen DPR, untuk mengajukan pertanyaan yang akan dijawab oleh pelapor "secara tertulis, di bawah sumpah dan melalui pernyataan tertulis."

Tetapi anggota Kongres Jim Jordan, pejabat senior Partai Republik dalam Komisi Pengawas DPR, keberatan dengan proses yang diusulkan itu dengan mengatakan jawaban tertulis tidak akan memberikan kesempatan bagi Partai Republik untuk memeriksa silang pelapor.

Your browser doesn’t support HTML5

Trump: Jawaban Tertulis dari Pelapor Rahasia Tidak Bisa Diterima

"Kita tidak bisa menghidupkan upaya pemakzulan dan tidak pernah mempertanggung jawabkan tindakan dan peran kita dalam mengatur pemakzulan," kata Jordan dalam sebuah pernyataan. "Kita memiliki pertanyaan serius mengenai bias politik orang ini dan motivasi sepihak dan tampaknya Mark Zaid dan Adam Schiff (pejabat Partai Demokrat yang memimpin penyelidikan pemakzulan) berusaha menyembunyikan fakta-fakta ini dari pengawasan publik."

Zaid menanggapi di Twitter, dengan mengatakan pernyataan Jordan menunjukkan "kesalahpahaman" mengenai perlindungan pelapor federal.

Undang-undang itu melindungi identitas dan karier orang-orang yang melaporkan masalah seperti pelanggaran, penyalahgunaan wewenang, dan bahaya keselamatan publik oleh pegawai pemerintah.

Pelapor itu melaporkan "sangat prihatin" mengenai percakapan telepon Trump 25 Juli dengan Zelenskiy di mana Trump mendesak pemimpin Ukraina itu untuk menyelidiki Biden atas dugaan korupsi, putranya, Hunter Biden, yang bekerja untuk sebuah perusahaan gas alam Ukraina, dan setiap upaya yang dilakukan Ukraina untuk mengalahkan Trump pada pemilu 2016.

BACA JUGA: Pelapor Rahasia Setuju Jawab Pertanyaan Tertulis Fraksi Republik AS

Meskipun pelopor memberi keterangan tangan kedua dari percakapan telepon Trump, saksi-saksi yang mendengar pembicaraan itu secara langsung telah memverifikasi sebagian besar yang ucapannya, seperti halnya transkrip kasar dari percakapan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih.

Trump beberapa kali tidak berhasil menghalangi para pejabat keamanan nasional dan pejabat diplomatik untuk bersaksi dalam penyelidikan pemakzulan yang dipimpin Partai Demokrat yang dilakukan di balik pintu tertutup sebelum sidang yang terbuka bagi publik yang direncanakan akhir bulan ini.

Namun pada hari Senin, dua saksi Gedung Putih, termasuk John Eisenberg, pengacara utama Dewan Keamanan Nasional, menentang panggilan dari pengadilan untuk bersaksi dan dua lainnya juga diharapkan melakukan hal yang sama hari Senin.

Meskipun ada undang-undang yang melindungi pelapor rahasia pemerintah, Trump pada hari Minggu lagi-lagi menuntut agar pengungkap fakta tersebut diungkapkan.

"Pelapor salah besar dan ia harus tampil," kata tweet Trump. "media berita palsu tahu siapa orangnya, tetapi sebagai kepanjangan tangan Partai Demokrat, media tidak ingin mengungkapkannya karena besar taruhannya," kata Trump. "Ungkap pelapor dan akhiri kebohongan pemakzulan"

Trump bersikeras tidak mengetahui pelapor itu, meskipun terus menyebut orang itu dan mengatakannya "orang Obama."

Penyelidikan pemakzulan yang dipimpin Partai Demokrat berpusat pada apakah Trump meminta kepada pemerintah asing - Ukraina - untuk ikut campur dalam pemilihan tahun depan dan menahan bantuan militer sebesar $ 391 juta kecuali Zelenskiy terang-terangan berkomitmen untuk menyelidiki Biden dan Partai Demokrat.

Pembantu Gedung Putih Kellyanne Conway hari Minggu mengatakan kepada CNN bahwa permintaan Trump bukanlah pelanggaran yang bisa dimakzulkan. [my/jm]