Trump Ingin Tingkatkan Kemampuan Nuklir AS 

Presiden terpilih AS Donald Trump berbicara kepada media di Palm Beach, Florida (21/12). (AP/Andrew Harnik)

Presiden terpilih AS Donald Trump mengatakan ingin “memperkuat dan memperluas” kemampuan nuklir AS.

Presiden AS terpilih Donald Trump menulis di Twitter, Kamis (22/12) bahwa Amerika Serikat harus “sangat memperkuat dan memperluas kemampuan nuklirnya, sampai dunia sadar akan bahaya senjata nuklir.”

Presiden terpilih AS Donald Trump mengatakan ingin “memperkuat dan memperluas” kemampuan nuklir AS dalam cuitan di Twitter.


Pernyataan Trump itu muncul hanya sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan komentar serupa Kamis, mengatakan bahwa persenjataan nuklir negaranya sendiri perlu “ditingkatkan secara signifikan.”

Dalam pidato mengenai berbagai kampanye militer yang dilancarkan Rusia selama tahun 2016, Putin mengatakan perlu kemajuan untuk “menetralisir ancaman militer apa pun.”

“Kita perlu memperkuat pasukan nuklir kita, khususnya sistem misil kita yang bisa menembus sistem pertahanan misil manapun,” tambahnya.

Amerika dan Rusia saat ini mempunyai jumlah senjata nuklir yang hampir sama, yaitu Amerika 7.100 dan Rusia 7.300, menurut asosiasi pengawas senjata nuklir yang berkantor di Amerika.

Seruan Trump untuk memperkuat persenjataan nuklir Amerika muncul sehari setelah ia mengadakan pertemuan dengan sejumlah pemimpin militer tinggi di rumahnya di Mar-a-Lago di Florida. Tidak jelas apakah pertemuan itu membahas senjata nuklir.

Dalam pidato kampanye pemilihan yang baru lalu, Trump mengatakan yakin bahwa semakin banyak senjata nuklir, dunia akan semakin aman.

“Bukankah lebih baik apabila Jepang punya senjata nuklir, karena Korea Utara sudah punya senjata jenis itu?” katanya dalam sebuah pertemuan umum.

Tapi kemudian, dalam wawancara dengan harian New York Times, ia mengatakan, dunia semacam itu “akan sangat mengerikan.”

Jika Trump akhirnya memperbesar jumlah senjata nuklir Amerika, itu akan berarti perubahan besar dalam kebijakan luar negeri, yang justru telah mengurangi jumlah senjata nuklir dalam beberapa dasawarsa terakhir. [isa/sp]