3 Tewas, 4 Cedera dalam Serangan Houthi terhadap Kapal Komersial

Kapal milik Liberia berbendera Barbados setelah terkena rudal balistik anti-kapal (ASBM) yang diluncurkan dari pemberontak Houthi yang didukung Iran. (Foto: via AP)

Sebuah rudal balistik antikapal yang diluncurkan Rabu (6/3) dari wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman menewaskan tiga awak kapal komersial di Teluk Aden, kata Komando Pusat AS (CENTCOM) dalam sebuah pernyataan.

Ini adalah serangan fatal pertama oleh militan Houthi yang didukung Iran sejak serangan gencar terhadap jalur pelayaran internasional dimulai pada pertengahan November. Ini juga merupakan rudal kelima yang ditembakkan Houthi dalam dua hari, kata CENTCOM.

Rudal Houthi menghantam kapal curah True Confidence milik Liberia yang berbendera Barbados dan menyebabkan kebakaran di ruang kemudi, kata para pejabat pertahanan kepada VOA.

Empat orang cedera, tiga di antaranya dalam kondisi kritis, kata CENTCOM.

Kapal tanker Marlin Luanda terlihat terbakar di Teluk Aden setelah terkena rudal yang diluncurkan oleh pemberontak Houthi Yaman, 27 Januari 2024. (Foto: via AP)

Sementara itu Filipina Kamis mengatakan bahwa dua di antara yang tewas dan dua yang cedera dalam serangan itu adalah awak kapal berkewarganegaraan Filipina.

USS Philippine Sea, kapal penjelajah berpeluru kendali Amerika, berusaha membantu upaya penyelamatan, kata seorang pejabat. Kapal perusak India adalah yang pertama kali tiba di lokasi itu untuk membantu upaya penyelamatan, tambahnya.

Lebih dari selusin kapal komersial terkena dampak drone atau rudal Houthi sejak pertengahan November. Kapal-kapal tersebut termasuk sebuah kapal bantuan yang membawa gandum ke Yaman dan setidaknya satu kapal dengan muatan menuju Iran. Satu kapal yang membawa pupuk, MV Rubymar, tenggelam pada akhir pekan setelah rusak akibat serangan Houthi bulan lalu.

“Kami melihat risiko yang ditimbulkan terhadap harta benda, kehidupan, hingga ekologi di wilayah tersebut akibat aktivitas yang berkelanjutan ini,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric pada hari Rabu. “Kami menyerukan kepada Houthi agar menghentikan semua serangan terhadap pelayaran internasional di Laut Merah.”

Koalisi yang terdiri dari sekitar dua lusin negara, termasuk AS dan Inggris, telah berupaya mengamankan wilayah tersebut dari serangan Houthi sejak pertengahan Januari.

BACA JUGA: Houthi Klaim Serangan terhadap Kapal Kontainer di Teluk Aden

Militer AS dan Inggris telah melancarkan beberapa operasi gabungan melawan Houthi, dan AS juga melakukan serangan hampir setiap hari untuk menghancurkan rudal dan drone Houthi yang diluncurkan serta senjata yang siap diluncurkan.

Ketika ditanya oleh VOA pada hari Selasa apakah kekuatan militer di kawasan Laut Merah memadai untuk menghentikan serangan tersebut, juru bicara Pentagon Mayjen Pat Ryder mengatakan AS memiliki “sejumlah besar kemampuan di kawasan tersebut.”

“Tapi ini bukan hanya tentang AS. Kita akan terus bekerja sama dengan sekutu dan mitra, dan karena kita terus membutuhkan lebih banyak hal, kita pasti akan bekerja sama dengan mereka,” tambahnya.

Menurut CENTCOM, pada Selasa Houthi menargetkan USS Carney, yang menembak jatuh drone pembawa bom dan satu rudal balistik antikapal. [uh/ab]