Tentara Mali Gulingkan Presiden

Warga sipil memberikan dukungan kepada tentara yang membelot di Bamako, Mali (21/3).

Tentara pemberontak Mali menyatakan mereka telah mengakhiri kekuasaan Presiden Amadou Toumani Toure dan menghentikan untuk sementara berlakunya Undang-Undang Dasar.

Tentara tampil di televisi Kamis pagi, setelah satu malam suara tembakan sekitar istana presiden. Ada laporan bahwa presiden sudah dipindahkan ke tempat yang aman, jauh dari pertempuran.

Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan ia mengikuti kerusuhan di Mali dengan keprihatinan mendalam setelah tentara yang memberontak melakukan penembakan di luar istana presiden.

Kedutaan Amerika di ibukota Bamako juga telah mengumumkan sedang memantau keadaan dengan cermat Kedutaan menganjurkan warga Amerika agar jangan keluar rumah.

Laporan dari Mali mengatakan ketegangan meningkat sepanjang hari Rabu setelah pasukan melancarkan protes atas cara pemerintah menangani satu pemberontakan.

Kerusuhan mulai hari Rabu di kamp militer Kati di pinggir ibukota Bamako ketika pasukan mulai memrotes cara pemerintah menangani satu pemberontakan. Tentara menembakkan senjata mereka ke udara setelah bertemu dengan menteri pertahanan Mali yang tampaknya tidak berjalan dengan baik. Paling sedikit dua tentara luka-luka dalam protes itu.

Radio dan televisi pemerintah tidak mengudara selama beberapa jam setelah tentara menggrebek media siaran pemerintah itu. Pasukan juga memberontak di kota Gao, Mali utara.

Tentara menuntut senjata yang lebih baik untuk memerangi pemberontak suku Tuareg yang telah merebut beberapa kota di daerah gurun pasir terpencil di Mali utara.

Mali dijadwalkan mengadakan pemilu bulan depan. Presiden Toure telah mengatakan ia akan mengudurkan diri setelah dua masa jabatan.