Tentara Filipina Mulai Operasi untuk Rebut Kembali Kontrol atas Marawi

Pasukan pemerintah Filipina berjalan melewati sebuah masjid sebelum melakukan serangan terhadap kelompok Mauteyang telah mengambil alih sebagian besar kota Marawi di selatan Filipina, 25 Mei 2017.

Pasukan Filipina, Kamis (25/5) memasuki kota yang terkepung di pulau Mindanao, untuk mulai menyingkirkan militan Islamis yang praktis menguasai kota di Filipina Selatan itu awal pekan ini.

Dua helikopter militer terbang di atas kota itu sementara tank-tank lapis baja melalui kawasan-kawasan permukimannya di tengah-tengah tembakan dan ledakan sporadis. Banyak di antara 200 ribu warga Marawi yang mengungsi untuk menyelamatkan diri.

Krisis dimulai Selasa malam sewaktu pasukan keamanan Filipina melancarkan misi untuk menangkap pemimpin militan Isnilon Hapilon, yang diyakini berada di Marawi untuk memulihkan diri dari luka-luka akibat pertempuran sebelumnya.

Serangan itu gagal setelah gelombang militan menyerbu kota itu dan menyerang membabi buta, membakar rumah-rumah, sebuah universitas dan gereja-gereja Katolik serta menyandera beberapa orang, termasuk seorang rohaniwan dan lebih dari 12 orang di sebuah katedral.

Militer menyatakan sedikitnya enam tentara dan 13 militan tewas dalam pertempuran itu.

Presiden Rodrigo Duterte telah menetapkan keadaan darurat militer di Filipina Selatan, dan telah bertekad akan mengambil langkah-langkah keras terhadap militan. Ia juga memperingatkan kemungkinan untuk meluaskan pemberlakuan keadaan darurat militer di tingkat nasional. [uh/lt]