Tentangan terhadap THAAD Mengendur setelah Korut Langsungkan Uji Nuklir Kelima

Demonstran Korea Selatan memegang poster menolak pengerahan sistem anti-misil Amerika Serikat (THAAD) di depan Kementerian Pertahanan di Seoul, Korea Selatan, 8 Juli 2016.

Tentangan terhadap pengerahan sistem anti-misil Amerika Serikat THAAD (Terminal High-Altitude Area Defense) melemah di Majelis Nasional Korea Selatan menyusul kemajuan cepat kemampuan nuklir dan misil balistik Korea Utara.

Ketua Majelis Nasional Korea Selatan, Chung Sye-kyun, mengatakan, ia merasakan adanya sedikit perubahan sikap di majelis menyangkut THAAD setelah Korea Utara melakukan uji nuklir kelima dan meluncurkan misil balistik dari kapal selam.

THAAD adalah sistem pertahanan misil yang dirancang untuk menangkal dan menghancurkan misil balistik. Sistem tersebut sejauh ini telah terbukti efektif menangani misil balistik jarak pendek dan menengah.

Seoul dan Washington, Juli lalu, sepakat untuk mengerahkan sistem itu di Semenanjung Korea setelah diketahui, pada saat itu, Korea Utara melangsungkan uji coba peluncuran misil hampir setiap pekan.

Sementara jajak-jajak pendapat menunjukkan adanya lebih dari 50% dukungan publik bagi tameng anti-misil itu, pengumuman pengerahan THADD memicu protes keras di Seoul dan di kawasan di mana sistem penangkal misil itu akan ditempatkan.

Masyarakat di dekat lokasi penempatan sistem itu mengaku khawatir mereka akan menjadi target serangan Korea Utara jika perang pecah, dan bahwa THAAD bisa membahayakan kesehatan dan keamanan, khususnya karena radiasi yang dipancarkan radar sistem penangkal misil itu. [ab/as]