Tanzania Akan Selidiki Tuduhan Kekerasan Seksual oleh Penjaga Perdamaian

Tentara penjaga perdamaian dari Tanzania berpatroli di Goma, Republik Demokratik Kongo. (Foto: Dok)

Tanzania menjadi bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB yang beranggotakan 18 ribu tentara yang disebut MONUSCO dan beroperasi di DRC timur.

Tanzania mengatakan akan menyelidiki dengan seksama tuduhan-tuduhan bahwa beberapa tentaranya melakukan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan di Republik Demokratik Kongo (DRC) dimana tentaranya menjadi pasukan penjaga perdamaian PBB.

“Pemerintah dan militer kami mengakui dampak dan keseriusan tuduhan-tuduhan semacam itu,” kata Duta Besar Tanzania untuk PBB, Tuvako Manongi kepada Sidang Umum hari Selasa (5/4). Ia mengatakan satu tim penyelidik dikirim untuk menyelidiki tuduhan-tuduhan itu.

Tanzania menjadi bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB yang beranggotakan 18 ribu tentara yang disebut MONUSCO dan beroperasi di DRC timur.

Tentara Tanzania ikut dalam pasukan elit “brigade intervensi” yang mengejar kelompok-kelompok bersenjata. Tentara yang menghadapi tuduhan itu bermarkas dekat Beni, di provinsi Kivu di Kongo utara.

Jumat lalu, MONUSCO mengatakan telah menerima 11 tuduhan pelanggaran seksual oleh tentara dari kontingen Tanzania. PBB hari Selasa mengukuhkan bahwa enam dari korban berusia di bawah umur.

Utusan Tanzania itu mengatakan semua personel yang dituduh itu tidak diperbolehkan keluar dari kamp mereka di DRC.

Duta besar Manongi mengatakan, “Menyusul hasil penyelidikan dan untuk mematuhi kebijakan zero toleransi Sekjen, langkah-langkah hukum dan disiplin akan diambil termasuk pemecatan dari militer setelah hukuman yang berlaku selesai”. [my/al]