Taliban Perintahkan LSM Larang Karyawan Perempuan Masuk Kerja

Seorang mahasiswi berjalan di depan sebuah universitas di Provinsi Kandahar pada 21 Desember 2022. (Foto: AFP)

Taliban Afghanistan, Sabtu (24/12) memerintahkan semua organisasi non-pemerintah (LSM) lokal dan asing untuk menghentikan karyawan perempuan masuk kerja. Larangan tersebut berdasarkan surat Kementerian Ekonomi Taliban.

Edaran yang dikonfirmasi oleh juru bicara Kementerian Ekonomi Abdulrahman Habib itu, menyebutkan para pegawai perempuan tidak diizinkan bekerja hingga pemberitahuan lebih lanjut. Taliban beranggapan beberapa pegawai perempuan tidak mematuhi interpretasi pemerintah tentang aturan berpakaian Islami bagi perempuan.

Mahasiswa Afghanistan antre di salah satu gerbang Universitas Kabul di Kabul, Afghanistan, pada 26 Februari 2022. (Foto: AP)

Charge D'Affaires Norwegia, yang mendanai bantuan di Afghanistan dan menjadi tuan rumah pembicaraan antara Taliban dan anggota masyarakat sipil pada bulan Januari, mengutuk langkah tersebut.

"Larangan pegawai perempuan di LSM harus segera dibatalkan," cuit Paul Klouman Bekken. "Selain menjadi pukulan bagi hak-hak perempuan, langkah ini akan memperburuk krisis kemanusiaan dan merugikan warga Afghanistan yang paling rentan."

Belum jelas bagaimana perintah itu akan mempengaruhi badan-badan PBB, yang berada di Afghanistan memberikan layanan di tengah krisis kemanusiaan negara itu.

Ketika ditanya apakah aturan itu termasuk badan-badan PBB, Habib mengatakan surat itu berlaku untuk organisasi di bawah badan koordinasi organisasi kemanusiaan Afghanistan, yang dikenal sebagai ACBAR. Badan itu tidak termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tetapi mencakup lebih dari 180 LSM lokal dan internasional.

Namun, PBB sering membuat kontrak dengan LSM yang terdaftar di Afghanistan untuk melaksanakan pekerjaan kemanusiaannya.

Perekonomian Afghanistan mengalami pada krisis sejak Taliban mengambil alih pada tahun 2021. Negara tersebut menghadapi sanksi dan pemotongan bantuan pembangunan dari sejumlah negara.

Bantuan kemanusiaan, yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang bersifat mendesak, telah menjadi penyelamat bagi jutaan orang. Komite Penyelamatan Internasional mengatakan lebih dari setengah populasi Afghanistan bergantung pada bantuan kemanusiaan. [ah/es]