Taiwan Harapkan Perhatian AS soal Peningkatan Rudal Tiongkok

Rudal dipertontonkan dalam parade memperingati 60 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok di Beijing (foto: dok.)

Pejabat-pejabat Taiwan mengatakan kekhawatiran mereka bahwa Beijing sedang meningkatkan kemampuan rudal-rudal yang diarahkan ke pulau tersebut.

Dalam penampilannya baru-baru ini di hadapan parlemen, Direktur Jendral Biro Keamanan Nasional Taiwan Tsai Der-Sheng mengatakan Tiongkok telah menempatkan rudal balistik Dong Feng-16, yang diyakini para ahli memiliki jangkauan hingga 1.200 kilometer.

Tsai Der-Sheng mengatakan rudal Dong Feng-16 itu sangat kuat dan meningkatknya ancaman atas Taiwan. Para pejabat pertahanan Taiwan mengatakan mereka tidak memiliki informasi lebih jauh tentang sistem persenjataan tersebut. Tiongkok jarang memberikan perincian tentang perangkat keras militernya, tetapi secara luas diyakini jauh lebih maju dari Taiwan, dalam segi peralatan dan kekuatan pasukan.

Taiwan berharap peningkatan rudal di Tiongkok tersebut akan mendapat perhatian dari Amerika. Amerika mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke Tiongkok tahun 1979, tetapi pada tahun tersebut Kongres juga meloloskan Undang-Undang Hubungan dengan Taiwan yang mewajibkan Amerika menjual cukup senjata kepada Taiwan untuk pertahanan. Saat ini, Amerika berharap agar kedua pihak menyelesaikan perbedaan yang ada secara damai. Tetapi Amerika tetap menjadi sekutu informal Taiwan yang setia dan sekaligus pemasok senjata baginya.

Nathan Liu – Direktur Pasca Sarjana Hubungan Internasional di Universitas Mingchuan di Taiwan mengatakan.

Nathan Liu mengatakan," Ini akan memberi Taiwan legitimasi untuk minta lebih banyak anggaran pertahanan. Kedua, para pejabat keamanan Taiwan juga khawatir tentang meningkatnya hubungan antara Tiongkok dan Amerika. Tentunya ini jauh lebih baik dibandingkan lima tahun lalu, atau bahkan sepuluh tahun lalu. Apalagi sekarang ini keseimbangan diantara ketiga negara itu tidak menguntungkan kepentingan Taiwan, jadi Taiwan sangat khawatir akan hal tersebut”.

Presiden Taiwan Ma Ying-Jeou sepanjang tahun lalu telah meningkatkan permintaan persenjataan canggih baru dari Amerika. Ia menyampaikan hal ini kepada berbagai utusan Amerika. Pemerintahnya yakin Tiongkok kini mengarahkan 1.900 rudal ke pulau Taiwan dan secara khusus minta supaya Amerika menyetujui permintaan pesawat-pesawat tempur jet F-16 yang sudah lama diajukan.

Tiongkok telah mengklaim kedaulatan atas Taiwan sejak tahun 1940an dan berkeras kedua pihak akhirnya akan bersatu kembali. Tiongkok tidak pernah mengancam melakukan serangan militer sejak tahun 2005, karena hubungan perdagangan dengan Taiwan terus membaik. Tetapi para analis pertahanan percaya Taiwan kini jauh lebih siap dibandingkan saat-saat sebelumnya untuk bertempur, kalau sewaktu-waktu dibutuhkan. Warga Taiwan umumnya menentang unifikasi menyeluruh dan lebih memilih otonomi untuk Taiwan yang sangat demokratis itu.

Kemungkinan perang saat ini sangat rendah. Pemerintah Taiwan telah membuat perundingan penting dengan Tiongkok, yang memicu perjanjian perdagangan dan pariwisata antara kedua negara. Tetapi hubungan ekonomi yang lebih kuat agaknya belum cukup untuk membangun kepercayaan antara mereka untuk membahas masalah-masalah politik yang rumit itu.