Survei Jelang Pilpres Filipina: Walikota Davao Unggul

Walikota Davao, Rodrigo Duterte menjadi calon favorit dalam pilpres Filipina (foto: dok).

Duterte, walikota Davao, Filipina selatan, unggul 34 persen dari 4.000 responden dalam survei Asia Pulse yang dirilis hari Minggu (24/4).

Walikota Davao, Rodrigo Duterte semakin unggul dalam jajak pendapat menjelang pemilihan presiden 9 Mei, tetapi menurut analis hari Minggu (24/4), peluangnya akan diwarnai kritik atas lelucon perkosaan dan komentar tidak bersahabat terhadap sekutu utama, Barat.

Rodrigo Duterte, walikota Davao, Filipina selatan, unggul 34 persen dari 4.000 responden dalam survei Asia Pulse yang dirilis hari Minggu. Senator Rahmat Poe berada di tempat kedua dengan 22 persen dalam jajak pendapat, yang dilakukan jaringan televisi ABS-CBN. Wakil Presiden Jejomar Binay di tempat ketiga dengan 19 persen, sedangkan mantan Menteri Dalam Negeri Mar Roxas mendapat 18 persen.

Menurut ketua Asia Pulse Ronald Holmes survei itu dilakukan sebelum pernyataan Duterte pekan lalu di mana secara bergurau ia menyatakan ingin menjadi orang pertama yang memperkosa misionaris cantik asal Australia yang diserang secara seksual dan dibunuh narapidana dalam krisis penyanderaan tahun 1989 dalam satu penjara di Davao.

Duta Besar Australia Amanda Gorely dalam pesan di media sosial twitter menyatakan “pemerkosaan dan pembunuhan seharusnya tidak menjadi bahan canda atau disepelekan'' dan “kekerasan terhadap perempuan maupun anak perempuan tidak bisa diterima kapan saja, di mana saja.'' Komentar itu didukung rekannya dari Amerika di Manila.

Setelah dihujani kecaman, termasuk dari Presiden Benigno Aquino III, atas komentar yang bisa merusak hubungan dengan Amerika, mitra dagang besar Filipina, dan Australia, yang telah membantu pemerintah menjalin perdamaian dengan pemberontak Muslim, Duterte menyatakan bahwa komentarnya menanggapi pertanyaan hipotesis media tentang kemungkinan kedua sekutu itu memutuskan hubungan dengan Manila.

Duterte dikenal dalam dunia politik karena pidato-pidatonya yang sarat umpatan, dan kepemimpinannya yang bertangan besi untuk mengatasi kejahatan di Davao, di mana ia menjabat sebagai walikota selama 22 tahun. Janjinya yang berani akan memberantas kejahatan, terutama perdagangan Narkoba dan penculikan, serta korupsi dalam tiga sampai enam bulan mengena bagi masyarakat tetapi juga memicu kekhawatiran dan keraguan. [ka/al]