Surat Kabar New York Times Ajak Pembaca Beramal

  • Adam Phillips

Akhir tahun, bertepatan dengan Natal, biasanya adalah saat warga Amerika memberikan sumbangan untuk amal (foto: dok).

Selama 100 tahun, Surat Kabar New York Times telah melaporkan berbagai kisah tentang warga New York yang hidupnya kurang beruntung, dan mengajak pembaca untuk menyumbang uang ke badan yang disebut Neediest Cases Fund atau Dana bagi Orang-orang yang Sangat Membutuhkan Bantuan.

Cikal bakal Neediest Cases Fund atau 'Dana bagi Orang-orang yang Sangat Membutuhkan Bantuan' yang dikelola Surat Kabar New York Times dimulai dengan tindakan kecil yang nampaknya sepele. Menurut Michael Golden, pengawas badan bantuan itu, penerbit Arthur Ochs sedang berada di jalan pada suatu sore bulan Desember 1911, menghindar dari acara makan malam Natal. Seorang tak dikenal mendekat dan dengan sopan meminta sedekah. Ochs memberinya uang sedolar dan menjanjikan kerja.

“Setelah orang itu pergi Ochs berpikir dalam-dalam: ‘Akhir tahun adalah saat yang tepat untuk memberi hadiah dan saat di mana banyak orang ingin berbuat baik. Jadi mungkin Surat Kabar New York Times bisa melakukan sesuatu pada skala yang lebih besar. Tindakan itulah yang memunculkan ide tentang pembentukan Neediest Cases Fund,” papar Golden.

Seabad kemudian, Neediest Cases Fund masih terus membantu orang-orang seperti Charles Smith, klien Layanan Masyarakat Brooklyn, salah satu dari tujuh badan layanan sosial yang bekerja sama dengan Neediest Cases Fund. Tahun 2008, Smith bekerja dan bisa membiayai ibu serta anak lelakinya. Tetapi, setahun kemudian Smith didiagnosis terkena kanker dan terpaksa meninggalkan pekerjaannya untuk menjalani pengobatan. Dalam keadaan tanpa asuransi kesehatan dan hampir tidak punya uang, Smith dan anaknya pindah ke rumah ibunya yang sakit parah.

Smith mengatakan, “Bertubi-tubi. Waktu saya mulai agak baik, ibu meninggal. Sulit menyesuaikan diri dengan keadaan setelah ia tiada, karena ia merupakan segalanya bagi saya.”

Untunglah, Smith segera menemukan Layanan Masyarakat Brooklyn, organisasi akar bawah yang memberinya terapi untuk untuk mengatasi stress yang dialaminya serta penyuluhan mengatasi masalah keluarga untuknya dan anaknya. Semuanya disubsidi oleh Neediest Cases Fund.

Michael Golden, pengurus badan amal 'Neediest Cases Fund' yang dibentuk harian New York Times 100 tahun lalu.

Organisasi itu juga mendapat bantuan dari Neediest Cases Fund untuk membayar ongkos terapi dan biaya-biaya tambahan lain bagi Garvin Henry, 35 tahun, yang menderita depresi hampir sepanjang hidupnya.

Namun, Henry sangat piawai dalam seni. Neediest Cases Fund mensubsidi kelas terapi seni bagi Henry dan orang-orang lainnya yang mengalami beragam kondisi buruk, sehingga mereka bisa menyalurkan perasaan mereka untuk mendapatkan kekuatan.

“Ini merupakan batu pijakan yang sangat bermanfaat bagi kami. Bantuan yang kami peroleh luar biasa. Benar-benar sangat berarti bagi saya dan orang-orang lainnya,” ujar Henry.

Carolina Martinez menatap masa depan dengan cerah. Bersuami, punya dua anak lelaki, kesehatan prima, dan bercita-cita kuliah lagi untuk menjadi perawat. Namun, dalam setahun, ayahnya meninggal, suaminya meninggalkannya, dan ia sakit jantung parah. Kemudian gedung apartemen yang sudah lama ditempatinya dibeli oleh pengembang ril estat, sehingga ia harus pindah, padahal ia tidak punya uang.

“Apalagi sekarang? Saya pasrah padaMu Tuhan. Saya tidak tahu harus berbuat apa-apa dan tidak punya siapa-siapa,” keluh Martinez.

Namun, beberapa hari kemudian, organisasi Shorefront YMHA memberitahu Martinez bahwa Neediest Cases Fund akan membayar biaya kepindahannya. Sekarang, Martinez bisa kuliah untuk menjadi perawat, dan berniat membalas budi dengan membantu orang-orang lainnya.

Surat Kabar New York Times menyoroti hasil-hasil nyata tindakan menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan, mendorong orang terus berbuat kebaikan. Jumlah sumbangan yang diterima Neediest Cases Fund saat ini berkurang, namun jumlah orang yang membantu organisasi it uterus bertambah.