Studi: Belajar Musik Tak Buat Anak Lebih Cerdas

  • Jessica Berman

Seorang anak belajar bermain biola.

Sebuah studi baru mengatakan tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa pembelajaran musik secara dini memiliki efek terhadap kecerdasan anak.
Ada kepercayaan yang luas bahwa mengajarkan musik pada anak-anak akan membuat mereka lebih pintar. Namun para peneliti sebuah studi baru mengatakan tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa pembelajaran musik secara dini memiliki efek terhadap kecerdasan anak.

Diperkirakan 80 persen orang dewasa Amerika berpikir pelajaran musik akan memperbaiki nilai atau meningkatkan kemampuan belajar anak-anak. Anak-anak memang mendapat banyak manfaat dari belajar musik, menurut para ahli, dari kebanggaan lewat belajar satu lagu baru sampai sebagai saluran kreativitas.

Namun para peneliti dari Harvard University di Massachusetts menemukan bahwa ada satu hal yang tidak dapat dihasilkan dari pembelajaran musik sejak dini, yaitu meningkatkan intelijensia.

Para peneliti yang dipimpin oleh mahasiswa pascasarjana jurusan pendidikan, Samuel Mehr mengatakan, ada kesalahpahaman bahwa belajar alat musik dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak.

Mehr mendasarkan kesimpulannya ini pada hasil-hasil studi yang mengukur kemampuan mental dua kelompok anak berusia empat tahun dan orang-orang tua mereka. Kelompok pertama diarahkan pada kelas musik, sementara yang lainnya masuk kelas yang menekankan seni visual.

"Buktinya adalah 'tidak'. Kita tidak menemukan bukti adanya manfaat untuk berbagai ujian dari anak-anak yang berpartisipasi dalam pelajaran-pelajaran musik," ujar Mehr.

Meski puluhan studi telah dilakukan untuk melihat apakah pelajaran musik dapat membuat anak lebih cerdas, Mehr mengatakan hasilnya beragam. Ia mengatakan hanya satu studi, yang diterbitkan beberapa tahun lalu di jurnal Nature, yang tampaknya menunjukkan peningkatan IQ atau kemampuan intelektual sebanyak 2,7 persen setelah belajar satu tahun.

Namun Mehr, yang mengatakan bahwa IQ bukanlah ukuran baik untuk intelijensia anak, menyatakan bahwa para peneliti memutuskan untuk membandingkan seberapa baik para anak yang ikut kelas musik dalam tugas-tugas memproses secara mental dibandingkan mereka yang tidak ikut kelas musik.

Tidak ada bukti bahwa kelompok yang mengikuti pelajaran musik secara signifikan mengalahkan kelompok lain dalam ujian mental. Untuk menegaskan hasil-hasil tersebut, para peneliti melakukan studi kedua dengan kelompok yang lebih besar, dan juga tidak menemukan adanya manfaat kognitif dari pelajaran musik.

Meski pelajaran musik tidak memberikan anak-anak jalan pintas menuju lembaga akademis bergengsi, Mehr mengatakan belajar musik memiliki nilai budaya yang penting.

“Kita mengajar musik karena musik itu penting untuk kita. Sebagai analogi, kita tidak mengajarkan tentang Shakespeare supaya anak-anak memiliki kemampuan lebih baik dalam bidang fisika. Kita mengajarkan tentang Shakespeare karena itu penting. Dan saya kira musik juga tidak berbeda halnya."

Artikel yang melihat manfaat pelatihan musik bagi anak-anak diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE.