Smash Burger, Resto Milik Pengusaha Asal Indonesia di Bandara Internasional Washington

Your browser doesn’t support HTML5

Resto Burger Milik Warga Indonesia di Bandara Washington Dulles Internasional

Pasangan suami istri asal Indonesia, Daniel Kurniawan dan Inez Setiabudi, adalah pemilik gerai “Smash Burger” di salah satu terminal bandara Washington Dulles International. Restoran burger ini selalu dipenuhi oleh pelanggan, dan di jam sibuk ketika pesawat mendarat atau akan lepas landas, pembeli bahkan harus antri.

Seorang pelanggan “Smash Burger,” Rajesh Parakh mengatakan makanan yang disajikan rasanya sedap dan berbeda dari burger lainnya.

Tak hanya rasa yang berbeda, pasangan suami istri asal Jawa Timur pemegang hak waralaba burger ini mencoba menyikapi jenuhnya pasar restoran burger cepat saji.

Daniel Kurniawan, Wakil CEO Dan Food Service Corp, mengatakan, “Kita mau mencoba konsep baru yang kira-kira bisa menjadi trend setter. Kalau kita lihat SMASH Burger menjadi trend setter di kategori better burger concept.”

Inez yang merupakan CEO Dan Food Service Corp menambahkan, “Better burger category itu adalah yang fokus terhadap daging yang digunakan di burger, dagingnya tidak pernah dibekukan. Kita juga menggunakan daging jenis angus premium.”

Daniel dan Inez sendiri bukanlah pemain baru di bisnis restoran. Mereka juga memiliki hak waralaba “Arby’s” yang salah satunya berlokasi di bandara “Baltimore Washington International” dan restoran cepat saji “Gachi” yang menyajikan makanan Jepang, juga di bandara yang sama.

Konsep “Smash Burger” yang dikembangkan oleh seorang pakar kuliner dengan pertimbangan gizi, kesehatan, waktu pelayanan dan variasi menu ini sejalan dengan visi keduanya.

Menurut Inez, ada beberapa faktor yang menjadi kunci sukses sebuah restoran. “Nomor satu, tentu saja kita harus menemukan lokasi yang tepat. Kedua, kita harus menemukan suatu brand atau suatu konsep yang akan memenuhi kebutuhan para konsumen atau komunitas di lingkungan tersebut. Nomor tiga, harus ada suatu sistem operasi, sistem rekrutmen, sistem training dan follow up yang bagus di segala aspek.”

Inez juga menambahkan kerja keras juga tentu saja merupakan kunci sukses. “Menurut saya, kerja yang ‘pintar’ untuk mencapai tujuan adalah kunci penting untuk bisa sukses dan tujuan ini juga harus dimiliki oleh seluruh tim.”

Dengan lalu lintas pembeli di bandara yang lebih tinggi, penjualan gerai ini dapat mencapai 5.500 dolar per hari atau sekitar 70 juta rupiah dan merupakan yang tertinggi untuk kategori bandara di 10 lokasi di Amerika.

Walau telah memiliki 6 gerai restoran, Daniel dan Inez berencana untuk terus berekspansi, sambal membuka lowongan kerja bagi komunitas setempat, termasuk warga Indonesia di Amerika.

Inez mengatakan, “Kami lagi memikirkan suatu konsep makanan Indonesia yang fast casual.”

“Jadi kami mungkin mau mencoba memikirkan untuk mempekerjakan koki tertentu supaya bisa mengenalkan masakan Indonesia yang dalam bentuk cepat saji,” ujar Daniel menutup wawancara dengan VOA.